TEMPO.CODan Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali menyerahkan Penghargaan Satyalancana Dharma Olahraga kepada lima atlet Indonesia. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas prestasi mereka di turnamen internasional Olimpiade Khususnya.
Peraih penghargaan tersebut adalah Tri Kusharjanto, mantan pebulu tangkis peraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000, perunggu di dunia 1997 dan juara Piala Thomas 2002.
Nama lain dengan penghargaan yang sama antara lain Sonny Dwi Kuncoro dan Eng Hian, peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004, Ni Negah Widiasih, peraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016 dan terakhir Coni Ruswanta yang melatih tim angkat besi. Keputusan penyerahan penghargaan tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (PP) Nomor 119/TK/2021.
Menurut Menkeu, tidak cukup hanya mendorong mereka untuk berprestasi, melainkan harus diberikan penghargaan atas apresiasi mereka. Jadi bos mengucapkan terima kasih dan kemudian meminta untuk terus meningkatkan dan menjaga konsistensi.
Amali juga menegaskan, target Indonesia saat ini selain turnamen tunggal atau multievent seperti Asian Games dan SEA Games adalah Olimpiade dan Paralimpiade, apalagi sudah diatur dalam PP No. DBON).
Penghargaan Olahraga Satyalacana Dharma diberikan kepada atlet yang berhasil meraih medali di OlimpiadeParalympic Games atau kejuaraan dunia lainnya dalam event tertentu serta pelatih atlet peraih medali.
Terkait hal tersebut, peraih penghargaan telah memberikan reaksinya, seperti Eng Hian yang melatih tim putri Indonesia. Dia mengatakan itu suatu kehormatan, dan dia berharap bisa menginspirasi orang lain untuk membuat Indonesia bangga.
Mantan atlet Tri Kucharganto dan Sonny Doi Konkoro juga sependapat dengan Eng dan mengatakan hal itu memberi semangat untuk membantu melahirkan juara dunia bagi Indonesia.
Membaca: Menhub mengatakan atlet Paralimpiade akan mendapatkan pengakuan yang sama dengan Olimpiade
antara | Graphene Fekry (Magang)
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”