Menerima penghargaan di G20, EdTech Cakap mewakili Indonesia dalam Digital Innovation Network
Bali (Andara) – Diselenggarakan pada 2-4 September, acara Digital Innovation Network (DIN) merupakan bagian dari side event pra-G20 tahun ini. Dalam pidato pengukuhan acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Blade mencontohkan, startup bisa menjadi salah satu solusi pemecahan masalah global melalui inovasi. “Selama ini startup berperan penting di masa pandemi dan pemulihan pascapandemi, sehingga event ini harus kita manfaatkan sebagai landasan untuk memperkuat ekonomi digital di Indonesia secara regional dan global,” kata Jani.
Menteri Blade juga mencatat data dari World Bank Group pada tahun 2021 bahwa ekonomi digital Indonesia telah mencapai US$70 miliar dan akan terus tumbuh hingga mencapai US$315 miliar pada 2030. Status unicorn Indonesia mendominasi kawasan ASEAN; Setidaknya ada dua decacorn dan 14 unicorn hingga saat ini,” tutup Johnny.
Puluhan startup turut serta dalam acara yang mempertemukan perusahaan teknologi dengan investor yang hadir secara online maupun offline di Nusa Dua, Bali. Salah satu peserta yang hadir adalah EdTech Kakab yang juga berkesempatan menjadi tuan rumah sesi pitching startup. Kakab adalah satu-satunya startup edtech yang mewakili Indonesia dan perusahaan edtech lainnya dari Korea Selatan, Kamboja, India, Singapura, dan negara lainnya.
“Kami bangga mewakili Indonesia di segmen EdTech dari Jaringan Inovasi Digital G20 dan memperkenalkan ekosistem Cakap kepada dunia sebagai contoh utama solusi hyperlocal yang sangat efektif dalam memecahkan masalah nyata di Indonesia,” kata Tomi. Yunus, CEO & Co-Founder Cakap. DIN tahun ini berfokus pada konektivitas pascapandemi dan isu literasi digital. “Teknologi berperan penting dalam pemerataan pendidikan di Indonesia sehingga dapat menjangkau daerah 3T (terbelakang, terdepan, terluar) dan cukup didukung oleh infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah,” tambah Tami.
Domi juga menjelaskan, meski negara ini memiliki jumlah tenaga kerja terbanyak di kawasan ASEAN, namun masih sangat sedikit (kurang dari 9%) yang sudah memiliki gelar sarjana. “Kami juga melihat urgensi untuk memberikan pembelajaran keterampilan tinggi untuk mendukung tujuan pemerintah menciptakan lebih dari 3,8 juta pekerja terampil setiap tahunnya,” tutupnya.
Education Technology (EdTech) menjadi salah satu sektor prioritas yang disorot dalam acara DIN untuk mendukung pemulihan ekonomi global melalui inovasi digital. Ada sektor lain seperti perawatan kesehatan, energi terbarukan, inklusi keuangan, dan rantai pasokan. Di akhir acara, juri memberikan penghargaan kepada startup terpilih di setiap kategori. Kakab menjadi salah satunya, menerima penghargaan dalam kategori edtech.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”