Jakarta (Antara) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati menyerukan koordinasi antar kementerian dan lembaga untuk pengembangan sistem Indonesia National Single Window (INSW) guna mendukung pengembangan sektor logistik Indonesia.
Dia mengatakan Indonesia perlu meningkatkan Logistics Performance Index (LPI) dan biaya logistik masih tertinggal dari negara-negara Asia dan berkembang lainnya.
“Untuk itu, diperlukan upaya terus menerus dari kementerian dan lembaga untuk mempermudah pelayanan,” kata Indravati dalam diskusi INSW yang sedang berlangsung secara daring, Jumat.
INSW adalah sistem nasional Indonesia untuk pengiriman data dan informasi tunggal, pemrosesan data dan informasi tunggal dan koheren, serta pengambilan keputusan tunggal untuk bea cukai dan pelepasan kargo.
Saat ini, National Single Window (LNSW) Kementerian, sebagai pengelola INSW, sedang mengembangkan sistem ini untuk digunakan oleh semua bisnis.
Dalam konteks ini, koordinasi kementerian dan lembaga berperan dalam integrasi data sehingga pelaku usaha tidak perlu menginput data berulang kali.
Fasilitasi pelayanan kementerian dan lembaga diharapkan dapat mempercepat proses yang diperlukan.
Dengan perkembangan tersebut, Indravati berharap sektor logistik Indonesia dapat meningkat daya saingnya, terutama secara global.
Selain koordinasi kementerian dan lembaga, pihaknya juga mengharapkan masukan dari pelaku usaha untuk pengembangan sistem INSW agar perbaikan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha.
“Manfaat INSW benar-benar dapat dirasakan oleh dunia usaha. Jadi, kami berharap mendapatkan feedback yang terus menerus dan langsung dari dunia usaha,” ujarnya.
Berdasarkan data LPI Bank Dunia 2023, peringkat sektor logistik Indonesia turun 17 poin, dari peringkat 46 pada 2018 menjadi peringkat 63 pada 2023.
Posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand masing-masing 1, 31 dan 37.
Berita terkait: Kunci integrasi data untuk mewujudkan ekonomi yang lebih baik: Menteri
Berita terkait: KPK: Pemerintah fokuskan korupsi di sektor swasta
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”