Oleh Reuters Indonesia memangkas insentif pajak untuk mendorong investasi nikel kadar rendah
Oleh Fransiska Nangoy dan Stefanno Sulaiman
JAKARTA (Reuters) – Indonesia telah memotong insentif pajak untuk mengekang investasi pada produk nikel berkualitas rendah karena bertujuan untuk mengekstrak sebanyak mungkin nilai dari cadangan nikelnya yang kaya, kata seorang menteri kabinet pada hari Rabu.
Pemerintah menargetkan investasi sekitar $95 miliar tahun ini dan terus berfokus pada industri pemrosesan sumber daya alam, tetapi ingin menghemat cadangan nikel terbesar di dunia untuk produk bernilai lebih tinggi, seperti baterai kendaraan listrik.
Sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada tahun 2020, investasi smelter telah meningkat di Indonesia, namun sebagian besar hasilnya adalah feronikel atau nickel pig iron (NPI), yang digunakan dalam stainless steel, yang biasanya hanya mengandung 30% hingga 40% nikel.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tidak akan lagi memberikan tax holiday untuk investasi di NPI.
“Hilirisasi berarti mencapai setidaknya 60% hingga 70% kandungan nikel di Indonesia dan bukan hanya untuk produk setengah jadi,” kata Bahlil kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
“Investasi NBI bisa impas dalam empat sampai lima tahun, kenapa kita harus memberikan tax holiday 10 tahun? Itu tidak adil,” imbuhnya.
Dia menolak mengomentari diskusi Indonesia dengan perusahaan seperti pembuat mobil AS Tesla (NASDAQ: ) dan Grup BYD China untuk mendorong investasi.
Sementara itu, pasar nikel global menghadapi kelebihan pasokan besar-besaran tahun ini karena produksi Indonesia meningkat. International Survey Group (INSG) memperkirakan surplus sebesar 239.000 ton, terbesar dalam setidaknya satu dekade.
Perusahaan seperti Trimega Bangun Persada (TBP) dan Merdeka Battery Materials menambah kapasitas.
Anak perusahaan TBP saat ini memiliki kapasitas gabungan pabrik feronikel sebesar 305.000 ton per tahun dan berencana untuk menambah 12 lini produksi lagi. Merdeka saat ini memiliki kapasitas NPI sebesar 38.000 ton dan smelter ketiga berkapasitas 50.000 ton diharapkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun ini.
Bahlil mengatakan pemerintah akan meminta smelter di masa depan untuk ditenagai oleh sumber energi terbarukan, tetapi detailnya masih belum diselesaikan.
($1 = 14.680,0000 rupiah)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”