Meskipun menghadapi tantangan ekonomi pasca-pandemi, Indonesia telah melihat pertumbuhan 28 persen dalam pangsa pasar pinjaman peer-to-peer (B2P) dalam enam bulan, sebuah studi YouGov menunjukkan pada hari Senin.
Dalam pernyataan perusahaan P2P lending ALAMI Indonesia, kajian tersebut semakin menegaskan posisi fintech di Indonesia, khususnya P2P lending, sebagai alat investasi yang menarik bagi masyarakat.
Menurut laporan tersebut, respon positif masyarakat tersebut didukung oleh laporan Imancia, Wakil Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menjelaskan bahwa dengan jumlah P2P yang berizin saat ini, kinerja fintech P2P lending meningkat signifikan. . Platform pinjaman di Indonesia telah mencapai 102, termasuk tujuh platform pinjaman P2P berbasis Syariah.
Total pinjaman yang terakumulasi selama enam tahun terakhir telah mencapai Rp528,01 triliun ($35 miliar), dan per Desember 2022, mencapai Rp51,12 triliun.
Jumlah pengguna pinjaman P2P telah mencapai 100,8 juta pengguna, yang meliputi peminjam dan pemberi pinjaman.
Artinya, hampir separuh penduduk Indonesia telah menggunakan platform fintech P2P lending.
Dari sisi aset, total aset fintech P2P lending mencapai Rp5,51 triliun, dengan aset emiten konvensional Rp5,38 triliun dan aset emiten berbasis syariah Rp133,64 miliar.
Rasio kredit bermasalah (NPL) relatif rendah sebesar 2,78 persen.
Sementara itu, investasi melalui P2P lending berbasis syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 33 persen terhadap keseluruhan perluasan pangsa pasar P2P lending di Indonesia.
Secara khusus, ALAMI Syariah, platform pinjaman P2P berbasis Syariah terbesar, telah memantapkan dirinya di tengah persaingan yang ketat.
Peningkatan kesadaran merek sebesar 11 persen dan menggandakan penggunaannya dalam waktu enam bulan, mengungguli para pesaingnya.
Menurut YouGov, ALAMI, sebagai platform pinjaman peer-to-peer berbasis Syariah di Indonesia, telah mengungguli para pesaingnya dalam hal pertumbuhan.
Hal ini dapat dikaitkan dengan peningkatan paparan publik terhadap ALAMI, dengan peningkatan penggunaan sebesar 11 persen dalam enam bulan, menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pengguna melihat ALAMI Syariah memenuhi tiga faktor penting saat memilih instrumen investasi: statusnya sebagai berlisensi dan diawasi secara ketat oleh OJK, transparansi dalam memberikan informasi kepada pengguna, dan kinerja operasional yang kuat di tengah tantangan ekonomi makro saat ini.
Selain itu, kepatuhan ALAMI yang ketat terhadap prinsip-prinsip Syariah dalam semua aspek bisnisnya telah berkontribusi pada peningkatan kinerjanya.
Direktur Utama ALAMI Syariah Harza Sandityo mengatakan hingga Mei 2023, ALAMI telah menyalurkan pembiayaan produktif lebih dari Rp 5 triliun untuk memberi manfaat lebih dari 12.000 proyek keuangan.
“Distribusi ini tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dan kepercayaan dari penyandang dana/investor kami yang saat ini memiliki lebih dari 140.000 pengguna,” katanya.
Menurut laporan tersebut, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Word of Mouth (WOM) berfungsi sebagai tiga saluran utama yang efektif untuk memasarkan produk dan layanan pinjaman P2P.
Untuk meningkatkan awareness masyarakat, ALAMI Syariah terus memberikan edukasi dan literasi tentang P2P lending berbasis Syariah melalui berbagai inisiatif yang diprakarsai sendiri maupun bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk OJK dan civitas akademika, dengan melibatkan para penggunanya.
Imansyah juga mengungkapkan keyakinan atas kemajuan berkelanjutan dalam kinerja fintech P2P Lending dan kontribusi positifnya terhadap pembiayaan, terutama untuk usaha mikro dan kecil (UMKM).
ALAMI adalah lembaga peer-to-peer lending berbasis teknologi finansial syariah yang didirikan pada tahun 2018 oleh Dima Jani, Harza Santidio dan Bembi Jr.
ALAMI mendapat izin dari OJK sejak 27 Mei 2020.
Saat ini, ALAMI merupakan salah satu platform pembiayaan berbasis Syariah terbesar di dunia untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan pool penyaluran lebih dari Rp5 triliun.
ALAMI telah mendanai lebih dari 12.000 proyek strategis UMKM di Indonesia.
Ekosistem ALAMI menjangkau 482 kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia, melibatkan penyandang dana dan penerima manfaat dalam berbagai kegiatan bisnis dan sosial.
Dima Jani, pendiri ALAMI Group, tentang peran produk keuangan Syariah yang sesungguhnya dalam menciptakan dampak sosial [ORIGIN Innovation Awards Q&A]
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”