Para pemimpin Indonesia-Australia bertemu di Sydney untuk fokus pada ekonomi hijau, keamanan
Oleh Kirsty Needham
SYDNEY (Reuters) – Ekonomi hijau, pelonggaran visa bisnis bagi warga Indonesia dan keamanan regional akan dibahas dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dengan mitranya dari Australia pada Selasa, kata Menteri Luar Negeri Benny Wong.
Widodo bertemu dengan para pemimpin bisnis di Sydney pada Selasa pagi. Ekonomi akan menjadi topik utama saat dia bertemu Anthony Albanese, dan Australia akan mengumumkan perubahan visa untuk memudahkan perjalanan bisnis bagi orang Indonesia yang berkunjung, kata Wong kepada radio ABC pada hari Selasa.
Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-13 Australia, dan investasi Australia di Indonesia akan berjumlah A$4,3 miliar ($2,87 miliar) pada tahun 2021, dengan batu bara menjadi ekspor utama, menurut data pemerintah.
Widodo ingin membangun industri manufaktur baterai kendaraan listrik di Indonesia, rumah bagi cadangan nikel terbesar di dunia, dan mengatakan dalam wawancara sedang mencari kerja sama dari Australia, pemasok utama baterai lithium.
Widodo memahami pentingnya transisi ke ekonomi hijau, kata Wong. Para pemimpin akan membahas bagaimana Australia dan Indonesia dapat “berkolaborasi” dalam rantai pasokan dan mencapai emisi nol bersih, tambahnya.
Dia mengatakan Australia akan transparan ketika membahas rencana untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir selama dekade berikutnya melalui kemitraan pertahanan AUKUS dengan AS dan Inggris.
Wong mengatakan Indonesia “tertarik untuk memastikan bahwa bahan nuklir dibiarkan berkembang biak… Kami berdua menginginkan kawasan yang damai dan stabil”.
($1 = 1,4972 dolar Australia)
(Laporan oleh Kirsty Needham. Diedit oleh Gerry Doyle)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”