Polisi Indonesia mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan keamanan Indonesia membunuh dua militan dalam baku tembak yang juga mengakibatkan kematian seorang tentara.
Kapolsek Sulawesi Tengah Abdurrahman Basu mengatakan para tersangka adalah anggota kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur, yang menyerang warga yang menolak membantu mereka.
Dia mengatakan bahwa tim gabungan polisi dan tentara menyergap militan di desa Andol di Poso, daerah pegunungan yang dianggap sebagai kubu ekstremis di provinsi Sulawesi Tengah.
Indonesia, negara terpadat di dunia dengan mayoritas Muslim, telah melancarkan tindakan keras terus menerus terhadap militan Islam sejak pemboman di pulau wisata Bali pada tahun 2002 menewaskan 202 orang, kebanyakan dari mereka asing.
Serangan terhadap orang asing sebagian besar telah digantikan oleh serangan yang lebih kecil dan tidak mematikan yang menargetkan pasukan pemerintah, polisi, dan kontraterorisme.
Operasi keamanan semakin intensif di Sulawesi Tengah dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk menangkap anggota Mujahidin di Indonesia Timur. Mantan pemimpin kelompok itu, Abu Warda Santoso, tewas dalam baku tembak dengan aparat keamanan pada 2016.
Baso mengatakan salah satu pria bersenjata yang tewas Selasa adalah putra Santoso.
Usai baku tembak, kata Basu, sembilan anggota kelompok itu tetap memburu militan di Poso oleh polisi.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”