Kita telah melihat bagaimana perubahan dalam film televisi, film serial televisi, dan film teater memiliki dampak yang luar biasa sehingga membutuhkan adaptasi yang cepat dan kelincahan yang tepat.
Jakarta (Antara) – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny J. Plait meminta industri hiburan Indonesia beradaptasi dengan teknologi digital untuk merespon perubahan dengan cepat.
“Kita telah melihat bagaimana perubahan dalam film televisi, film serial untuk televisi dan film teater memiliki dampak yang luar biasa sehingga membutuhkan adaptasi yang cepat dan kelincahan yang halus,” jelasnya dalam siaran pers Kamis.
Dia mencatat bahwa disrupsi teknologi memiliki dampak yang sangat besar, termasuk mengaburkan garis di industri film.
Menkeu menjelaskan, pelaku industri hiburan harus menyikapi perubahan tersebut dengan lebih mahir beradaptasi dengan teknologi digital, misalnya.
Dia mencatat perubahan dalam produksi, pemasaran dan distribusi di industri hiburan. Selain itu, selera konsumen juga berubah.
“Dampak dari disrupsi ini juga menyebabkan perubahan gaya dan gaya pemasaran. Di dunia, industri hiburan tumbuh sangat pesat akibat disrupsi teknologi ini,” kata Blit.
Nilai global industri hiburan pada tahun 2021 mencapai $2 triliun, menurut kementerian. Sementara itu, dia mengatakan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan industri telah dipatok pada 6,7%.
Berita terkait: Uno mendukung galeri seni digital untuk meningkatkan ekonomi kreatif
“Terlalu tinggi,” komentar Plat, “Ini kasus yang sama di Indonesia.”
Industri hiburan domestik saat ini bernilai $ 10,7 miliar, menurut data kementerian. Pada tahun 2025, nilai ini diperkirakan akan tumbuh menjadi US$15 miliar, mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,7 persen, kata menteri.
Ia menambahkan, sambil mendorong industri untuk beradaptasi dengan teknologi digital, pemerintah saat ini berupaya untuk mempersempit kesenjangan digital sehingga lebih banyak orang yang dapat menggunakan teknologi digital.
Blight mengatakan kemajuan teknologi digital harus diikuti dengan kesiapan digital talent. Dalam hal ini, kementerian mengumumkan dukungannya untuk talenta digital yang tepat di industri hiburan.
Berita terkait: Industri 4.0 Butuh Generasi Muda, Kreatif dan Adaptable: Menteri
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”