Komunikasi antara peneliti di Indonesia dengan peneliti dari negara lain menjadi penting, terutama Australia yang merupakan negara sahabat dan tetangga dekat Indonesia. Pemerintah, dalam hal ini KBRI Canberra, terus Mendorong Memfasilitasi budaya penelitian dan kerjasama untuk kemajuan Indonesia.

Forum tersebut bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara peneliti Indonesia dan Australia di bidang yang sama sehingga kerjasama dapat terus berlanjut. Forum ini penting agar peneliti Australia dan Indonesia dapat saling belajar tentang perkembangan penelitian masing-masing, kemudian diharapkan dapat berkomunikasi dan bekerja sama untuk melakukan penelitian bersama.

Topik penting di Australia dan Indonesia adalah penerapan teknologi 3D printing dalam industri konstruksi. Indonesia dan Australia memiliki iklim yang berbeda, sehingga penerapan teknologi ini untuk konstruksi bangunan tentu memiliki tantangan yang berbeda, dan ini menjadi topik yang menarik untuk penelitian bersama antara peneliti Australia dan Indonesia.

Forum ini dapat mendorong transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penelitian di Indonesia dapat berkembang pesat dan Indonesia dapat sejajar dengan Australia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang dosen dan peneliti di bidang teknik sipil mengangkat topik “3D printing in construction, development and challenge”. Pencetakan 3D adalah teknologi printer 3D.

Peneliti dapat membuat gambar 3D di komputer dan mencetaknya dalam tiga dimensi dengan cetakan 3D. Teknologi ini telah diterapkan untuk konstruksi jembatan dan bangunan di berbagai negara, seperti Inggris, Italia, China dan Australia sendiri.

Sejak tahun 1960-an, produktivitas tenaga kerja di industri konstruksi terus menurun. Ketika industri manufaktur telah menerapkan teknologi digital, penginderaan jauh, otomasi dan robotika, sebagian besar industri konstruksi masih melakukan pekerjaannya dengan tangan. Jadi ketika sektor lain masuk ke Industri 4.0, sektor konstruksi masih belum ada.

Penemuan teknologi pencetakan 3D dapat memimpin transformasi industri konstruksi. Penggunaan teknologi 3D printing dalam industri konstruksi akan meningkatkan akurasi dalam mencapai konstruksi yang kompleks, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya tenaga kerja. Sementara itu, dosen Universitas Indonesia membawakan topik “3D Printing dan Aplikasi Geopolimer di Indonesia”.

Geopolimer sebagai bahan bangunan yang lebih berkelanjutan dibandingkan semen biasa. Selain itu, sebagai bahan bangunan, geopolimer memiliki struktur yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, teknologi 3D printing tergolong baru. Di kampus, mereka masih menggunakannya dalam skala kecil atau skala lab untuk membuat prototipe. Saat ini sudah ada startup di Indonesia yang berhasil menggunakan teknologi 3D printing untuk membuat rumah Type 36.

Tantangan dalam menggunakan teknologi 3D printing di Indonesia adalah cuaca. Karena suhu yang panas membuat semen cepat kering dan mengeras. Dan jika ini terjadi di dalam cetakan, akan sulit untuk memperbaikinya. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi material yang tepat untuk dapat membangun gedung menggunakan teknologi 3D printing ini.

Seperti dilansir OpenGov Asia, Pemerintah Republik Indonesia tertarik menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. Indonesia saat ini sedang mempercepat transformasi digitalnya dengan mengembangkan ekosistem dan talenta digital. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital, pengembangan talenta digital penting bagi Indonesia yang nantinya akan menjadi salah satu pilar dalam mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju.

Menkominfo menjalin kemitraan dan kerjasama untuk memperluas Internet di Indonesia. Untuk memperluas cakupan Internet agar dapat diakses oleh semua orang, Kementerian mencari semua kemungkinan solusi dan opsi termasuk membangun kemitraan dan bekerja sama dengan pihak ketiga.