Penyelidik mengatakan penyerbuan mematikan sepak bola di Indonesia disebabkan oleh gas air mata
Pihak berwenang dan pejabat sepak bola Indonesia menghadapi pertanyaan dan kritik yang meningkat tentang mengapa polisi menembakkan gas air mata ke dalam stadion.
JAKARTA, Indonesia – Sebuah tim pencari fakta yang ditugaskan untuk menyelidiki penyerbuan mematikan sepak bola di Indonesia telah menyimpulkan bahwa gas air mata adalah penyebab utama kematian di salah satu bencana stadion terburuk di dunia, menteri keamanan Indonesia mengatakan Jumat, 14 Oktober.
Tim yang terdiri dari pejabat pemerintah dan pakar sepak bola dan keamanan itu sedang menyelidiki bagaimana lebih dari 130 orang tewas terinjak-injak setelah pertandingan di Stadion Kanjuruhan di Jawa Timur pada 1 Oktober.
Menteri Koordinator Keamanan Mahfouz mengatakan tim terpisah masih menyelidiki toksisitas gas yang digunakan, tetapi apa pun hasilnya, itu tidak dapat “mengurangi temuan bahwa sejumlah besar kematian terutama disebabkan oleh gas air mata.”
Pihak berwenang Indonesia dan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) menghadapi pertanyaan dan kritik yang meningkat mengenai mengapa polisi menembakkan gas air mata ke dalam stadion, tindakan pengendalian massa yang dilarang oleh FIFA.
Tim pencari fakta menemukan bahwa polisi yang bertugas tidak mengetahui larangan gas air mata di pertandingan sepak bola. Dia menambahkan bahwa gas air mata ditembakkan “tanpa pandang bulu” dan petugas menggunakan tindakan “berlebihan”.
Polisi berusaha untuk mengecilkan peran mereka dalam tragedi itu, menyatakan bahwa pintu sempit di stadion yang kelebihan kapasitas, memperburuk penyerbuan.
Polisi dan tentara sedang menyelidiki puluhan petugas mereka sehubungan dengan insiden tersebut.
Penyidik menyimpulkan bahwa PSSI lalai dengan mengabaikan peraturan dan menuntut pengunduran diri ketua dan panitia pelaksana.
Ia menambahkan, pihak penyelenggara pertandingan PT Liga Indonesia Barrow juga lalai.
Mahfouz mengatakan temuan itu, yang dirinci dalam daftar rekomendasi setebal 124 halaman, diserahkan kepada presiden.
Awal pekan ini, PSSI mengumumkan bahwa mereka telah membentuk kelompok kerja bersama dengan FIFA dalam upaya untuk meningkatkan pengendalian massa dan langkah-langkah keamanan. Intervensi yang jarang dilakukan oleh badan pengatur olahraga itu terjadi saat Indonesia bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA tahun depan.
– Rappler.com
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”