Perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina mengatakan perlu menginvestasikan $ 12 miliar untuk mencapai tujuannya menghasilkan 10 gigawatt listrik dari sumber energi baru dan terbarukan pada tahun 2026.
“Pertamina mendukung rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai net zero pada tahun 2060,” kata Danif Danosputro, CEO Pertamina Energi Baru dan Terbarukan, seperti dikutip dalam siaran pers pada 1 Juli.
Pertamina mengoperasikan bisnis energi terbarukan melalui anak perusahaan yang terdiri dari tiga entitas – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).
Transisi energi Pertamina merupakan komponen kunci dari rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030.
Pernyataan 1 Juli menambahkan bahwa perusahaan siap memimpin transformasi energi Indonesia melalui inovasi energi bersih.
Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari total energi yang digunakan di ASEAN dan merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat dalam konsumsi energi, menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA).
Dalam laporan yang diterbitkan awal tahun ini, Ernst and Young mengidentifikasi 97 proyek investasi senilai $12 miliar dalam “pemulihan hijau” di Indonesia.
Di bidang ini, energi terbarukan adalah “salah satu sektor yang paling menonjol,” menurut firma akuntansi global.
Target 10 GW Pertamina terdiri dari gas-to-power, energi terbarukan – termasuk tenaga panas bumi – dan inisiatif baru lainnya, seperti ekosistem Electric Vehicle (EV) dan proyek percontohan hidrogen.
Segmen bisnis gas-to-energy 6GW diharapkan dapat berkontribusi terhadap target 10GW. Proyek gas-to-energy di Indonesia saat ini antara lain pembangkit gas dan panas bumi Jawa 1 dengan kapasitas 1,8 GW di Jawa Barat.
Bisnis energi terbarukan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 3 GW. Dari segmen usaha ini muncul kontribusi yang signifikan dari tenaga panas bumi yang dioperasikan oleh PGE dengan target kapasitas pembangkitan sebesar 1,1 GW pada tahun 2026.
Sedangkan pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga biogas, smart grid dan pembangkit listrik baru dan terbarukan lainnya diharapkan memberikan kontribusi sebesar 1,9 GW.
Inisiatif lain, termasuk ekosistem kendaraan listrik, serta hidrogen hijau dan biru, diharapkan menghasilkan 1 GW pada tahun 2026.
Jakarta Post / Jaringan Berita Asia
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”