Sedikitnya 97 orang tewas dan puluhan hilang setelah Topan Tropis Ciruga, yang menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menghancurkan di Indonesia bagian timur dan negara tetangga Timor Timur pada hari Minggu.
Angin kencang dan hujan deras di malam hari menyebabkan bendungan meluap dan menggenangi desa, memaksa ribuan orang mengungsi ke tempat pengungsian.
Upaya penyelamatan berlanjut, Senin, dengan tim menggali lumpur dan puing-puing untuk mencari korban, dan menggunakan perahu karet untuk mengambil mayat yang tersapu ke laut. Pekerjaan terhambat oleh pemadaman listrik, penutupan jalan, lokasi terpencil dari daerah yang terkena dampak, dan cuaca buruk yang terus-menerus.
Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di beberapa pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, sementara 70 orang masih hilang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan tersebut mengatakan bahwa jumlah orang yang terkena dampak banjir di Indonesia telah mencapai 30.000.
Para pejabat mengatakan sedikitnya 27 orang tewas di Timor Timur, banyak di ibu kota, Dili, sementara 7.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Gambar-gambar dari Dili menunjukkan bangunan runtuh, jalan rusak dan penduduk mengarungi air berlumpur setinggi pinggang.
Pihak berwenang memperingatkan sebelumnya pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas dan yang terluka dapat terus meningkat.
“Banjir melanda beberapa desa saat orang-orang sedang tidur,” kata Thomas Ola Langodai, wakil kepala pemerintah provinsi Limbata kepada Reuters.
Arus kuat terus mengalir melalui perairan dalam di desa-desa di distrik Malaka di Pulau Timor pada hari Senin, meskipun hujan berhenti. Beberapa warga mengatakan mereka naik ke atap rumah mereka untuk berlindung dari air yang naik hingga 3-4 meter.
Kami harus membongkar atap seng. “Kami keluar dari pintu belakang dan menarik diri dengan seutas tali,” kata Augustina Loroc, 36, kepada Reuters saat dia dan ketiga putrinya menunggu untuk dievakuasi.
Badan Meteorologi Indonesia melaporkan bahwa Topan Ciruga, yang melanda Laut Savoy, barat daya Pulau Timor pada dini hari Senin, dapat meningkat dalam 24 jam ke depan. Namun, agensi mengatakan akan pindah dari Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa dan mengimbau warga untuk tetap aman dengan mengikuti instruksi dari staf lapangan.
“Saya sudah perintahkan agar upaya penanggulangan bencana dilakukan dengan cepat dan baik, misalnya membantu pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik dan kebutuhan pokok para pengungsi serta perbaikan infrastruktur,” katanya.
Indonesia rentan terhadap tanah longsor dan banjir bandang pada musim hujan, sedangkan lokasinya yang berada di Cincin Api, busur gunung berapi dan garis patahan di cekungan Pasifik, juga membuatnya rentan terhadap gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami. Pada bulan Januari, 40 orang tewas dalam banjir bandang di kota Sumidang, Indonesia, di Jawa Barat.
Menurut badan bencana negara itu, sekitar 125 juta orang Indonesia, hampir setengah dari populasi negara itu, tinggal di daerah yang berisiko longsor.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”