Beberapa ribu orang berbaris di jalan-jalan Jakarta pada hari Jumat, bernyanyi, menyalakan suar dan mengibarkan bendera untuk menyambut kemenangan tim sepak bola Indonesia dari Pesta Olahraga Asia Tenggara.
Indonesia mengalahkan Thailand 5-2 dalam perpanjangan waktu di final putra brutal di Phnom Penh pada hari Selasa yang melihat empat pemain dikeluarkan dari lapangan dan dua perkelahian tim.
Konfederasi Sepak Bola Asia dan pejabat sepak bola Thailand telah berjanji untuk menyelidiki adegan kekerasan antara kedua belah pihak. Thailand menyelesaikan final dengan delapan pemain di lapangan.
Selain kontroversi, tim Indonesia berbaris melalui Jakarta Pusat dengan bus beratap terbuka bertuliskan “Champions”.
Kemenangan tersebut merupakan medali emas pertama Indonesia di pesta olahraga regional dalam 32 tahun.
Fans, termasuk anak sekolah, dengan keras memberi hormat kepada pahlawan mereka dari pinggir jalan dan jembatan penyeberangan. Masuknya pekerja dari gedung perkantoran.
“Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi kita semua,” kata Menteri Olahraga Ditto Arriotego.
“Hari dimana kita berdiri tegak dengan kebanggaan merah dan putih di hati kita.”
Berbicara di Stadion Gelora Bung Karno, Presiden PTI Erik Thuhir berharap kemenangan itu menandai dimulainya “revolusi mental” sepak bola Indonesia.
Sepak bola pria dimainkan pada pertandingan dua tahunan antara tim di bawah 23 tahun.
Emas datang setelah bulan bergejolak untuk sepak bola di Indonesia.
Pada bulan Oktober, 135 orang tewas di sebuah stadion di Jawa Timur setelah polisi menembakkan gas air mata, menyebabkan kericuhan di antara penonton.
Tragedi diikuti oleh keburukan ketika FIFA memindahkan Piala Dunia U-20 dari Indonesia ke Argentina karena penentangan negara mayoritas Muslim itu terhadap partisipasi Israel.
bur-pst/smw
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”