Sektor nikel Indonesia telah mendapat sorotan dari para pelaku bisnis kraft di tengah ekspansi pesat dan investasi besar
Menurut laporan media lokal, kasus ini menyebabkan hilangnya pendapatan pemerintah sebesar 5,7 triliun rupiah (S$480,11 juta).
Dalam investigasi lain yang diawasi dengan ketat, LSM lokal Jaringan Advokasi Tambang (JADAM) melaporkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke KPK pada bulan Maret.
Jatam, sebuah organisasi non-pemerintah, menuduh Bahlil menerima suap dari perusahaan pertambangan untuk mengembalikan izin konsesi yang telah dibatalkan karena tidak digunakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pak Bahlil memimpin gugus tugas yang menilai izin pertambangan dan izin usaha penggunaan lahan.
“Sejauh ini, laporan (Jadam) sedang diverifikasi dan dinilai oleh Departemen Pengaduan Masyarakat KPK,” kata juru bicara KPK Ali Fikri kepada The Straits Times. Kementerian Investasi tidak menanggapi permintaan komentar ST.
Sukeng Suberwoto, ketua komite parlemen VII yang membidangi energi, mengatakan pada tanggal 5 Maret bahwa ia telah menerima keluhan dari kelompok perdagangan pertambangan lokal yang tidak disebutkan namanya tentang penyimpangan dalam gugus tugas tersebut. Kompas TV melaporkan bahwa tuntutan tersebut termasuk tuntutan uang dan saham perusahaan yang ingin memulihkan izin yang dicabut.
Pada sidang parlemen tanggal 1 April, Bahlil membantah tuduhan tersebut. “Izin tersebut kami batalkan berdasarkan rekomendasi Kementerian Teknologi,” merujuk pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ketergesaan menambang nikel untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan penjualan kendaraan listrik global telah menyebabkan korupsi yang meluas, kata Fertian Yazid, manajer proyek Transparency International cabang Indonesia, sebuah lembaga pengawas korupsi global.
“Perusahaan harus mendapatkan izin dari pemerintah untuk menjalankan operasi di blok pertambangan. Memperoleh izin tidak hanya memerlukan keahlian pertambangan atau kemampuan finansial. Salah satu faktor penentunya adalah kedekatan dengan orang-orang di pemerintahan,” ujarnya.
Dalam laporan yang dirilis pada 26 Februari, Transparency International Indonesia mengatakan elit politik Indonesia dan pejabat pemerintah di tingkat nasional dan daerah terlibat dalam korupsi besar-besaran di daerah kaya nikel di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, bagian dari provinsi Maluku Utara. Di Indonesia bagian timur.
Fertian mengatakan salah satu cara untuk memperbaiki tata kelola industri nikel di Indonesia adalah dengan adanya tekanan dari pembeli nikel.
“Negara-negara pembeli diharapkan fokus pada dampak pertambangan nikel terhadap lingkungan, bagaimana perusahaan mendapatkan izinnya, dan apakah mereka terikat dengan tokoh politik,” ujarnya. “Tetapi hal itu tidak akan terjadi sekarang.”
Cara lain untuk mengurangi korupsi adalah dengan membuat proses persetujuan untuk memperoleh kuota pertambangan transparan, kata Yusri Usman, direktur eksekutif Pusat Energi dan Sumber Daya Indonesia. Hal ini mencakup pihak berwenang yang mengungkapkan rencana produksi bulanan setiap perusahaan dan membuat informasi ini tersedia untuk umum.
“Itu akan memungkinkan untuk Pengawasan yang lebih baik terhadap masyarakat, termasuk pekerja dan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tambang,” katanya.
Saat ini, yang diketahui publik hanya nama perusahaan penerima kuota pertambangan, waktu penerbitan izin, dan jenis izin.
Agus Cahyono Adi, juru bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan kepada ST bahwa menyusul kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintah, kementerian sedang memperbaiki tata kelola dan mendorong praktik perusahaan yang baik. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Putra Adiguna, direktur eksekutif lembaga pemikir keuangan energi yang berbasis di Jakarta, mengatakan pemerintah telah menguraikan rencana untuk menerapkan ketertelusuran untuk memperjelas sumber mineral. Pemerintah juga ingin mendorong kepatuhan terhadap standar pertambangan.
Namun dia menekankan bahwa penelusuran perlu dilengkapi dengan penegakan hukum dan pembeli juga harus berhati-hati dalam menentukan dari mana nikel mereka berasal.
“Kepatuhan pada produk sulit untuk dideteksi, dan risikonya semakin besar ketika pembeli kurang menyadari kepatuhan hukum rantai pasokan mereka,” katanya kepada ST.
Sebuah laporan dari konsultan lingkungan hidup Mighty Earth yang berbasis di AS yang diterbitkan pada tanggal 16 April menuduh para penambang di Sulawesi, yang terkait dengan produsen baterai kendaraan listrik Tiongkok, menghancurkan hutan lindung dengan sangat cepat.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkannya dan penggundulan hutan yang cepat telah mengancam penghidupan masyarakat adat Bajau, yang juga dikenal sebagai “pengembara laut” terakhir di dunia, kata laporan itu.
“Penambangan nikel memang kotor, namun ada cara untuk melakukannya dengan lebih bertanggung jawab,” Amanda Hurowitz, direktur senior hasil hutan grup tersebut, mengatakan pada peluncuran laporan tersebut.
Dia mengatakan Indonesia memerlukan “kemauan politik” untuk membersihkan rantai pasokan nikelnya, mengingat kemajuan yang sulit dalam mengatasi deforestasi di sektor kelapa sawit.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”