Semakin banyak perusahaan Singapura yang mencari bantuan dari lembaga pemerintah untuk berekspansi ke Indonesia
JAKARTA – Semakin banyak perusahaan Singapura yang mencari bantuan untuk masuk dan mengembangkan bisnis mereka di Indonesia, karena tertarik dengan besarnya ukuran pasar dan berkembangnya sektor-sektor di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Enterprise Singapore, lembaga pemerintah yang membantu perusahaan melakukan internasionalisasi, mengatakan kepada The Straits Times bahwa mereka telah mendukung lebih dari 300 perusahaan Singapura pada tahun 2023 dalam relokasi mereka ke Indonesia.
Angka ini lebih banyak dari jumlah total perusahaan yang telah mengambil langkah ini dalam dua tahun terakhir – sekitar 200 pada tahun 2022 dan 100 pada tahun 2021, kata Lim Jing Jun, direktur EnterpriseSG Asia Tenggara.
Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, antara lain kesehatan, infrastruktur industri, ekonomi hijau, dan ekonomi digital.
Ms Lim menambahkan bahwa pada tahun 2023, proyek-proyek di Indonesia yang dimenangkan oleh perusahaan-perusahaan Singapura menghasilkan sekitar $111 juta penjualan di luar negeri.
Dalam pertemuan para pemimpin Singapura dan Indonesia di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 29 April, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Presiden Indonesia Joko Widodo mencatat bahwa negara mereka terus bekerja sama di bidang-bidang berkembang seperti ekonomi hijau dan ekonomi digital.
Pada tahun 2023, perdagangan bilateral akan mencapai US$69 miliar (S$93 miliar). Singapura mencatat investasi asing langsung sebesar US$15,4 miliar ke negara kepulauan tersebut pada tahun tersebut – meningkat sebesar 15,8% dari tahun 2022.
Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa dan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 5 persen.
Pendapatan nasional bruto per kapita negara ini mencapai US$4.580 pada tahun 2022, sehingga memungkinkan negara ini untuk kembali bergabung dengan peringkat negara-negara berpendapatan menengah atas, yaitu negara yang pendapatan nasional brutonya berkisar antara US$4.466 dan US$13.845.
Indonesia masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2020, setelah hampir tiga dekade menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah. Namun setahun kemudian, pada tahun 2021, status tersebut hilang karena pandemi Covid-19 menghancurkan mata pencaharian.
Ms Lim mengatakan kerja sama ekonomi yang kuat antara Singapura dan Indonesia didukung oleh eratnya hubungan antara pemerintah kedua belah pihak.
“EnterpriseSG bekerja sama dengan lembaga pemerintah Indonesia untuk menjajaki peluang investasi yang akan berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Salah satu cara lembaga ini mendukung perusahaan dalam memindahkan produk dan layanannya ke Indonesia adalah melalui pusatnya di luar negeri di Jakarta dan Surabaya.
Pusat-pusat ini memperkenalkan perusahaan-perusahaan Singapura ke dunia bisnis Indonesia dan menghubungkan mereka dengan mitra potensial.
Badan ini juga menyelenggarakan forum bisnis bersama dan perjalanan ke berbagai penjuru nusantara untuk mempromosikan peluang investasi, terutama bagi perusahaan-perusahaan di sektor-sektor baru dan berkembang seperti ekonomi hijau dan digital.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”