KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Siapakah Ardian Sayyaf?  Jelajahi perbedaan komedian Indonesia
entertainment

Siapakah Ardian Sayyaf? Jelajahi perbedaan komedian Indonesia

Ardian Syaf adalah seorang komedian Indonesia yang telah bekerja untuk beberapa penerbitan buku komik, termasuk DC, Marvel, dan Dynamite Entertainment. Proyek awalnya sebagai seniman dapat dilihat dalam 11 edisi The Dresden Files oleh Dabel Brothers Publishing.

Pada tahun 2008, Sayyaf bekerja di novel grafis Selamat Datang di hutan Dia dinominasikan untuk Penghargaan Hugo. Dia telah mengerjakan beberapa buku komik sejauh ini.

Namun, artis buku komik itu terlibat dalam kontroversi pada tahun 2017 yang sayangnya membuatnya dipecat dari pekerjaan Marvel-nya. Tapi ini bukan pertama kalinya dia terlibat dalam kontroversi. Jadi, dalam posting ini, kita akan mengeksplorasi kontroversi yang Syaf telah menjadi bagian dari sepanjang karirnya.


Jelajahi Referensi Telur Paskah dan Kontroversi Pedang Ardian

Ardian Syaf kerap menggunakan beberapa telur paskah seputar partai politik dalam karyanya. Misalnya, karyanya di Batgirl Vol. 4 #9 Menyaksikan rujukan kepada Joko Widodo, Presiden Indonesia. Namun, referensi ini ditutupi dengan komentar, sehingga komikus Indonesia tidak mendapat masalah. Dia mendapat banyak apresiasi.

Sayangnya, referensi yang dia gunakan di X-Men Emas #1, diposting pada 5 April 2017, tidak dapat menyelamatkannya dari kehilangan pekerjaannya sebagai artis Marvel. Selain itu, ia menghadiri rapat umum di Jakarta pada tahun 2016 melawan mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Karya Syaf di X-Men Gold #1 melihat “QS 5:51” di baju karakter dan “212” di gedung. Referensi ini merujuk pada sebuah ayat Al-Qur’an yang mengatakan: “Muslim tidak boleh menunjuk orang Yahudi dan Kristen sebagai pemimpin mereka,” dan 212 merujuk pada majelis Jakarta pada 2 Desember. Kontroversi tersebut kala itu menjadi perbincangan di media sosial.

Adrian Sayyaf mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah seorang rasis. Bahkan, dia hanya ingin memasukkan kenangan 212 Maret dalam lukisannya.

Ketika Marvel menyelesaikannya, artis tersebut menerima proposal bisnis dari beberapa penerbit buku komik domestik dan internasional. Namun, dia tidak bergabung dengan salah satu dari mereka karena dia ingin istirahat sebelum mengerjakan buku komik apa pun.

Manajernya juga menyarankan agar dia menjual ilustrasi itu dengan harga tinggi, tetapi dia tidak memberinya kesempatan. Suatu saat nanti, kita mungkin melihat ilustrasinya di komik atau novel grafis.


LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."