KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

stagnasi FDI untuk Indonesia
Top News

stagnasi FDI untuk Indonesia

JAKARTA: Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan melambat tahun ini karena investasi asing langsung (FDI) menyumbang bagian yang lebih kecil dari produk domestik bruto (PDB) negara dibandingkan sebelum pandemi.

“Investasi asing langsung dalam dolar dan rupee stabil. Itu tidak diambil atau ditolak. Tetapi sebagai bagian dari ekonomi, itu telah menurun dibandingkan sebelum pandemi.

“Ini mencerminkan bahwa ekonomi telah tumbuh,” kata ekonom senior Bank Dunia Wael Mansoor dalam konferensi pers.

Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) terbarunya, Bank Dunia memperkirakan FDI bersih akan meningkat menjadi 1,3% dari PDB dari 1,1% tahun lalu.

Namun, ini kurang dari 1,8% dari PDB yang terlihat pada 2019.

Bank Dunia juga mencatat bahwa FDI tetap menjadi sumber pembiayaan eksternal yang stabil di tengah aliran portofolio dan kredit yang sangat fluktuatif dan berjangka pendek selama tiga tahun terakhir.

Namun, menurut Mansoor, peluang investasi di sektor yang sudah matang seperti infrastruktur dan real estate “mungkin saja dilakukan”.

“Kita perlu menarik (investasi asing) ke sektor yang lebih kompleks. Bisa jadi (industri hilir), modal baru, perusahaan kesehatan dan telekomunikasi. Ada begitu banyak pilihan,” kata Mansoor.

Kepala Ekonom Bank Dunia Habib Rabb mengatakan investasi asing langsung secara historis rendah karena banyak kendala pasar.

Namun, kekhawatiran itu terobati oleh implementasi pemerintah atas apa yang disebut Dana Moneter Internasional sebagai “reformasi besar” yang ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja.

“Apakah dampak positif terhadap FDI berkelanjutan atau tidak bergantung pada tiga faktor: keberadaan pasar domestik yang besar, peluang mengolah sumber daya alam, dan produktivitas,” kata Raab pada konferensi pers yang sama.

READ  Polisi Indonesia menembak mati tersangka teroris dalam kematian petani

Panjaran Surya Indrastomo, Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia, menilai perlambatan FDI bersifat sementara dan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

“Negara ini masih memiliki peringkat investasi (credit rating), sehingga selera investor terhadap Indonesia akan terjaga,” kata Pancharan kepada The Jakarta Post, Senin.

Senada dengan itu, Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Burdade mengatakan investor akan kembali karena menghargai peluang negara dalam hal bonus demografi dan pertumbuhan industri hilir.

Terlepas dari perkiraan FDI yang agak lemah, Bank Dunia memiliki perkiraan yang lebih optimis untuk investasi dalam aset produktif karena mengharapkan pembentukan modal tetap bruto tumbuh 5% tahun ini dan mempercepat pertumbuhan menjadi 5,9 dan 6,1% dalam dua tahun berikutnya. bertahun-tahun.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Senin, Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan 5% dalam pembentukan modal tetap bruto tahun ini, tetapi memperkirakan angka tersebut akan meningkat menjadi 5,4% untuk tahun 2024 dan 2025. – Jakarta Post/ANN

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."