Di antara ratusan taman di Jakarta, Tibet Ecological Park mungkin adalah tempat yang paling berkembang dan mudah diakses oleh warga Jakarta.
Taman ini mendapatkan perhatian di banyak platform media sosial dan sekarang menjadi salah satu tempat paling menarik dan paling banyak dikunjungi di ibu kota.
Warga yang diwawancarai oleh media juga mengakui manfaat taman bagi anak-anak mereka. Penghuni tidak perlu lagi mencari tempat terpencil untuk menghibur anak-anaknya.
Selain bebas, para orang tua bisa bersantai dan melepas lelah, karena mudahnya mengawasi anak-anaknya di taman yang dibuka Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan untuk umum pada 23 April 2022 itu.
“Karena ada banyak pohon besar di taman ini, jadi tempat yang bagus untuk piknik gratis bersama keluarga,” ujar salah satu pengunjung Tebet Eco-Park baru-baru ini.
Pengunjung lain mencatat, “Kami bisa menghemat uang karena anak-anak bisa bermain dengan bebas dan menikmati makanan khas yang disediakan oleh pedagang tradisional setempat.”
Sebagai “oasis” di tengah hiruk pikuk Jakarta, taman ini bisa menjadi pelarian yang menyenangkan dari padatnya aktivitas warga sehari-hari.
Memperkenalkan tiga konsep utama, mengedepankan fungsi ekologis, tempat bersosialisasi, dan ruang untuk pendidikan dan rekreasi, Taman Ekologi Tebet telah menjadi salah satu tempat pilihan untuk pertemuan keluarga selama waktu rekreasi, baik itu piknik di akhir pekan atau stres. penyembuhan di siang hari.
Taman ini memiliki dua sisi, utara dan selatan, dihubungkan oleh jembatan oranye panjang yang dilambangkan dengan angka delapan tak terhingga (8), itulah sebabnya disebut “Jembatan Tautan Tak Terbatas”.
Jembatan yang menjadi simbol taman seluas tujuh hektar ini bersama dengan Taman Tematik, jembatan kayu juga menjadi tempat yang paling Instagramable untuk berfoto, sedangkan Plaza di bagian selatan juga bisa menjadi tempat yang bagus untuk bertemu teman-teman. .
Dimulai sejak 2018, revitalisasi taman ini menelan biaya sekitar 40 crore rupee. Warnanya dipilih untuk mewakili klub sepak bola favorit Jakarta, Persija.
Selain itu, area kebugaran luar ruangan sangat cocok untuk berjalan, jogging, atau berjalan-jalan di sekitar taman hiburan indah yang disediakan di sana. Taman ini memiliki beberapa titik pertemuan, dan memiliki beberapa stasiun bermain pendidikan untuk anak-anak. Anak-anak juga dapat menikmati berbagai play station, mulai dari trampolin hingga hammock (jungkat-jungkit), ayunan, pemanjat, dan penggeser.
Meskipun juga dapat menjadi tempat untuk memulihkan diri dari stres, area estetika dengan banyak lokasi syuting menarik banyak pengunjung untuk menikmati udara segar dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan olahraga dan relaksasi.
Di akun Instagramnya juga telah diterapkan sebagai ruang biru terbuka untuk mengatasi masalah banjir dan krisis air di Jakarta.
Dengan kata lain, Pemprov DKI Jakarta telah merestorasi batu alam dan vegetasi, fauna taman, dan untuk aksesibilitas fitur alam taman, yang kita sebut naturalisasi.
Semua berawal dari aspirasi penduduk sekitar. Misalnya, “Jembatan Sambungan Tak Terbatas” alami menghubungkan dua taman terpisah di utara dan selatan Tibet (Taman Tibet Utara dan Taman Tibet Selatan).
Proyek tersebut merupakan upaya untuk membangun sebuah modal yang tidak hanya terfokus pada pembangunan perkotaan tetapi merupakan sumber kepuasan bagi warganya.
Salah satu program yang diselenggarakan dalam empat tahun terakhir yang digalakkan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah menambah area publik yang disebut juga dengan “Ruang Kitiga”. Di bawah kewenangan mantan Menteri Pendidikan itu, rencana tersebut memastikan tidak kurang dari 296 taman kota, 29 hutan kota, dan 154 jalur hijau didirikan.
Idenya adalah untuk membuat tempat yang tadinya hanya ‘taman’ tanaman menjadi ‘taman’, sebuah area terbuka dengan fitur yang lebih fungsional yang akan menyediakan lokasi untuk belajar, bermain, dan berinteraksi antar warga. Acara atau festival sering diadakan sehingga taman bukanlah lapangan kosong di tengah arus kota yang cepat dan panik.
Anis mencontohkan bahwa “rasa kesetaraan inilah yang dibutuhkan di kota ini.” Penting untuk dicatat bahwa penguasa sedang mencari Jakarta yang bersatu, yang berarti bahwa “ruang ketiga” tidak boleh terpecah-pecah atau terpecah-pecah.
Taman yang tak kalah pentingnya di Jakarta adalah jalan setapak sepanjang 214 kilometer yang telah dibangun, termasuk renovasi 10 dermaga atau trottoir di jalan-jalan utama Jakarta.
Selain itu, langkah penting lainnya adalah konversi jalan umum menjadi kawasan pejalan kaki, seperti terowongan atau tunnel.
Dibutuhkan konsistensi dan komitmen dari seorang pemimpin untuk menciptakan ruang terbuka hijau yang nyaman, aman, dan dapat diakses oleh semua warga di tengah pesatnya pembangunan gedung pencakar langit.
Pemerintah menargetkan persentase RTH di Jakarta lebih besar dan sejauh ini sudah mencapai 9,2 persen.
Selama hampir lima tahun, Jakarta berjuang untuk kemajuan dan kebahagiaan warganya.
Selain Indeks Kebahagiaan Indonesia yang menyebutkan DKI Jakarta menempati urutan ke-27 dari 34 provinsi dan berdasarkan kritik dari pihak lawan, data menunjukkan bahwa taman, trotoar, dan ruang terbuka hijau yang telah dibangun meningkatkan jumlah senyum di wajah sebanyak jutaan.
“Ruang ketiga” kemungkinan akan menjadi contoh kota-kota besar lainnya di Indonesia, di mana permintaan akan bentuk hiburan luar ruang semakin meningkat, terutama setelah mewabahnya epidemi.
Saatnya mengembangkan City 4.0, taman, hutan kota dan trotoar yang nyaman menjadi tren kota perkotaan masa depan dan bukan pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, mobil mewah dan motor yang memenuhi jalanan.
*) Pendapat dan pendapat yang diungkapkan di halaman ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Kantor Berita Antara.
*) Penulis adalah lulusan University of Technology Sydney, Australia, dan saat ini mengajar di LSPR Institute of Communication and Business, Jakarta
Berita terkait: Taman Nasional Ujung Kowloon bersiap untuk dibuka kembali
Berita terkait: Antara taman dan taman di Jakarta
Berita terkait: Pemprov Jaksel buka kembali 15 ruang terbuka hijau
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”