Kuching (10 Desember): ‘Pengalaman Beruang Madu’ menentang cuaca buruk saat pengunjung festival yang bersemangat berduyun-duyun ke Desa Budaya Sarawak untuk Festival Musik dan Seni Beruang Matahari 2022.
Meski sempat diguyur hujan deras sepanjang hari hingga tengah malam, namun hujan tidak menyurutkan semangat penonton maupun logistik di panggung acara.
Festival yang diformat sebagai ‘makanan tiga menu’ ini dibuka lebih awal pada pukul 10 pagi dengan ‘pembuka’ dari delapan kegiatan utama yang dijuluki ‘Pengalaman Beruang Matahari’ yang melengkapi kebutuhan pengunjung festival.
Penggemar EDM disuguhi lagu-lagu R&B asyik di “Vibin at Sunbear Session”, sementara penggemar film menikmati tampilan interaktif iklan, dokumenter, dan film pendek di “Showreel” dalam ruangan.
Mereka yang mendambakan pilihan aset budaya, merchandise, atau suvenir untuk dibawa pulang dapat bersantai di sekitar ‘Kota Budaya’ yang terletak di Rumah Milano atau ‘Ruai Seni Kita’ di Rumah Orang Ulu.
Kegiatan lainnya termasuk sesi “Yoga Bear” oleh Maryam, “Music Symposium” dari Bandat Record Store, dan sesi permainan di E-Sports Bay di Rumah Panjang Iban.
Untuk mengisi ulang atau mengisi bahan bakar, pengunjung festival dapat mampir ke “Kota Lapar”.
Berfungsi sebagai ‘kursus kedua’ untuk hari itu, pertunjukan live dimulai pada pukul 14:30 mulai dari band tradisional-bertemu-modern Binanak Sintah hingga pop-punk oleh Roses Are Black hingga lagu-lagu alternatif oleh Polar at the Pink Stage.
Alu Alu Band tampil pertama kali di Sunbear Stage, sebelum band alternatif Indonesia Take It Easy menghibur.
Mereka segera diikuti oleh band matematika-rock lokal China Lembut C, yang memainkan lagu baru mereka “The Nile” di set mereka untuk menandai kembalinya mereka setelah tiga tahun absen dari tempat kejadian.
Penyanyi Indonesia peraih penghargaan Danila Athlete kemudian memikat hati penonton dengan gaya dan suaranya yang santai saat membawakan beberapa hits terbaru dari albumnya ‘Pop Seblay’ seperti ‘KIW’, bersama dengan materi lawas.
Penyanyi Claudia Tan tampil di kampung halamannya untuk pertama kalinya, menikmati lagu-lagu yang terinspirasi disko seperti “Bodies”, “Bad Together”, dan “Your Gentleman”.
‘Main Track’ malam itu adalah acara terbaru untuk band pop-punk Malaysia Bunkface yang tampil kuat dengan greatest hits mereka ‘Masih Disini’ dan ‘Malam Ini Kita Punya’.
Turut tampil pada hari itu adalah Baby Chair, penyanyi kelahiran Amerika Annale, band ska punk Plague of Happiness, band indie lokal Nicestupidplayground, band punk rock Malaysia One Buck Short, band indie Malaysia Midnight Fusic, dan penyanyi indie Luna Dira.
Di antara mereka yang akan tampil malam ini adalah rapper Indonesia Ramengvrl, band FUR yang terinspirasi tahun 60-an yang berbasis di Brighton, sensasi Thailand, dan “Lover Boy” sendiri Phum Viphurit.
Sementara itu, penyelenggara Sunbear Festival Kecewa untuk mengumumkan The Red Jumpsuit Apparatus tidak akan bisa tampil malam ini.
Borneo Post dan Otosan Borneo adalah mitra media resmi Sarawak untuk Festival Dermaga Matahari 2022.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”