Tradisi hari raya Idul Fitri mendongkrak perekonomian Indonesia seiring puluhan ribu umat Islam yang mudik.
JAKARTA: Hari raya Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan dirayakan umat Islam pada Rabu (10 April) dengan acara kumpul keluarga, baju baru, dan jajanan manis.
Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, hampir tiga perempat penduduknya melakukan perjalanan mudik tahunan, yang dikenal secara lokal sebagai “mudig”, yang selalu disambut dengan antusias.
“Mudik bagi kami bukan sekedar ritual atau tradisi tahunan,” kata Rito Alfian, seorang pegawai negeri sipil yang tinggal di wilayah Jakarta.
“Ini adalah momen yang tepat untuk terhubung kembali, seolah mengisi ulang energi yang telah terkuras selama hampir satu tahun jauh dari rumah.”
Alfian, yang tinggal di Tangerang, kota satelit Jakarta, bepergian bersama empat anggota keluarganya dengan mobil van ke kampung halamannya di provinsi Lampung di ujung selatan Sumatera, meskipun lalu lintas padat di jalan-jalan utama.
Menjelang hari raya Idul Fitri, pasar dipadati pembeli yang membeli pakaian, sepatu, kue, dan permen. Orang-orang kembali dari kota besar ke desa untuk merayakan hari raya bersama orang yang mereka cintai. Penerbangan dipesan secara berlebihan dan para kerabat yang bersemangat, terbebani dengan kotak hadiah, mengantri di stasiun bus dan kereta api untuk perjalanan tersebut.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia memperkirakan pendapatan keuangan akan mencapai hampir US$10 miliar selama liburan tahun ini dan menjangkau lintas sektor termasuk ritel, transportasi, dan pariwisata.
Bagi Arini Devi, ibu dua anak, Idul Fitri adalah hari kemenangan dari kesulitan ekonomi selama Ramadhan. “Saya senang merayakan hari raya meski harga pangan naik,” ujarnya.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk salah satu warga Jakarta yang salat di halaman Masjid Al Azhar.
“Mari kita rayakan hari kemenangan atas banyak kesulitan… Tentu banyak permasalahan sosial di bulan puasa Ramadhan, namun bisa diatasi dengan iman dan takwa,” kata Galla.
Pada malam menjelang hari raya yang dikenal dengan sebutan “Takfiran”, warga Jakarta merayakan Idulfitri dengan menyalakan kembang api di jalanan yang sepi saat warga kota hendak pulang.
Pada Rabu pagi, umat Islam melakukan salat berjamaah bahu-membahu di jalan-jalan dan masjid. Masjid Agung Istiqlal Jakarta, terbesar di Asia Tenggara, dipadati jamaah untuk salat subuh.
Dalam khotbahnya, para pengkhotbah meminta masyarakat untuk mendoakan umat Islam di Gaza, yang menderita setelah enam bulan perang.
“Sudah saatnya umat Islam dan non-Muslim menunjukkan solidaritas kemanusiaan karena konflik di Gaza bukanlah perang agama melainkan masalah kemanusiaan,” kata Gimli Ashitiki, Ketua Dewan Pembina Dewan Masjid Indonesia. – AP
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”