TransNusa (8B, Jakarta Soekarno-Hatta) melakukan reposisi sebagai maskapai penerbangan dengan layanan lengkap, yang menurut mereka merupakan hasil dari kepemilikan baru, strategi bisnis baru, dan perubahan preferensi penumpang.
TransNusa, salah satu dari 11 maskapai penerbangan terencana yang berbasis di Indonesia, dijual ke PT Panca Global International Indonesia (51%) dan perusahaan induk Linkasia Airlines Group Ltd (49%) yang berbasis di Singapura pada tahun 2022 setelah berhenti beroperasi pada tahun 2020 karena Covid-19. . Perusahaan ini diluncurkan kembali pada bulan Oktober 2022 dengan tim manajemen baru dan akan beralih dari operasi domestik berbiaya rendah ke operator intra-Asia regional dengan produk pasar menengah.
“Sejak pengambilalihan, TransNusa secara agresif menerapkan rencana untuk membedakan maskapai ini dari maskapai berbiaya rendah lainnya melalui kenyamanan dan fleksibilitas yang ditawarkan sebagai maskapai layanan premium,” jelas CEO TransNusa Group Bernard Francis dalam pernyataannya pada 19 Februari.
Ia menambahkan: “Tahun lalu, kami memperluas operasi kami hingga mencakup rute internasional dan menjadi maskapai penerbangan Indonesia kedua yang terbang ke Tiongkok. Kami memastikan bahwa semua penerbangan kami hanya berangkat dan tiba di bandara internasional utama.”
ch-aviation telah menghubungi TransNusa untuk memberikan komentar.
Empat pesawat A320-200, dua ARJ21-700 dan satu BAe 146-100 milik TransNusa terbang dari hub Jakarta ke enam tujuan di empat negara, termasuk Guangzhou, Denpasar, Johor Bahru, Kuala Lumpur International, Singapura Changi, dan Yogyakarta.