Perusahaan minyak nasional Indonesia, Pertamina, telah mulai menerapkan teknologi CCS, penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon melalui injeksi awal karbon dioksida.2 Di lapangan Gatparang di pantai Jawa Barat.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panjuresingh mengatakan, injeksi C02 Lapangan Gatparang merupakan langkah awal implementasi CCS hasil kerja sama Pertamina dengan Japan National Oil, Gas and Mineral Corporation (GOGMEC) setelah melakukan joint study.
“Jatparang adalah salah satu lapangan raksasa di Indonesia…total produksi [already] Itu mencapai 101,8 juta barel, dan [it] Dia masih memiliki potensi besar. Semoga diproduksi melalui karbon dioksida2Muharram mengatakan pemulihan minyak ditingkatkan.
Pertamina sudah mempelajari potensi skema CCS dan CCUS di aset lokal lainnya termasuk Gundih dan Sukowati.
Oki Muraza, Senior Vice President Research Technology and Innovation Pertamina, membenarkan adanya Jatibarang C02 Suntikan tersebut merupakan investigasi atas kerjasama Pertamina, anak usaha Pertamina EP dengan Jogmec.
“Hari ini kita melihat sejarah baru tentang bagaimana CO2 digunakan2 Itu disuntikkan untuk meningkatkan produksi sekaligus mengurangi emisi,” kata Aoki.
Artikel berlanjut di bawah iklan
implementasi CO2 Injeksi akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan dan mempertahankan produksi migas.”
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Totoka Ariadji menyambut baik penerapan teknologi CCUS oleh Pertamina yang diklaim perseroan baru pertama kali diterapkan di lapangan migas di Indonesia.
“Teknologi CCUS adalah enabler yang mampu meningkatkan produksi minyak dan gas melalui karbon dioksida2– sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan,” kata Totoka.
Ia menambahkan, injeksi CO2 dalam penerapan CCUS akan mempercepat dukungan terhadap tujuan Indonesia meningkatkan produksi migas masing-masing sebesar 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030, dan mencapai net zero pada 2060.
Pemerintah Indonesia juga menargetkan untuk mengurangi emisinya setidaknya 29% untuk bisnis seperti biasa pada tahun 2030.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”