Mengutamakan pengembangan sumber daya manusia
Proposal-proposal ini pada dasarnya menghadapi satu tantangan utama: bonus jumlah penduduk di Indonesia akan segera berakhir, sehingga perlu diprioritaskan pada pengembangan sumber daya manusia.
Pembangunan sumber daya manusia dianggap sebagai kunci keluarnya Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah. Setidaknya ada lima isu pembangunan kritis yang dihadapi Indonesia: kesehatan, pendidikan, jaminan sosial, penelitian dan inovasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Di bidang kesehatan, proyek Grup AMIN mencakup penciptaan layanan kesehatan yang tidak memihak, andal, dan efisien; layanan kesehatan universal; dan layanan kesehatan mental. Kelompok Kanjar-Mahfoud merangkum proyeknya sebagai “satu desa, satu layanan kesehatan dasar, satu dokter”.
Kelompok Prabowo-Kibron mempunyai tujuh usulan, yang sebagian besar merupakan kelanjutan dari inisiatif Jokowi dengan satu tambahan: asuransi kesehatan untuk lansia dan program unggulan “susu gratis dan makan siang gratis untuk pelajar” yang populis.
Untuk stunting pada masa kanak-kanak, kelompok AMIN ingin menurunkan prevalensinya menjadi 11 hingga 12,5 persen, yang merupakan hal yang lebih realistis. Kelompok Kanjar-Mahfoud secara ambisius mengharapkan kurang dari sembilan persen, sedangkan kelompok Prabowo-Gifran menargetkan 80 juta penerima manfaat program pencegahan stunting. Saat ini Indonesia mengalami defisit pertumbuhan sebesar 21,6 persen dengan target sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Di bidang pendidikan, latar belakang Baswedan sebagai seorang pendidik dan mantan menteri pendidikan dapat menjelaskan 37 prioritas utama kelompoknya. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan Kanjar-Mahfoud yang lima poin dan enam poin dari kelompok Prabowo-Kibran, namun dari segi isinya tidak jauh berbeda.
Usulan-usulan ini fokus pada layanan pendidikan gratis, termasuk perluasan beasiswa dan dana pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, dan revisi Kurikulum Nasional.
Dalam bidang jaminan sosial, semua pihak, terutama kelompok Prabowo-Kibran, nampaknya ingin melanjutkan dan memperluas serta meningkatkan apa yang telah dimulai oleh Presiden Joko Widodo. Kelompok Prabowo-Kibran berharap bisa menekan angka kemiskinan di bawah enam persen dan kemiskinan ekstrem menjadi nol dalam dua tahun pertama jika terpilih, sesuatu yang belum tercapai oleh Jokowi.
Kelompok AMIN bertujuan untuk mengurangi kemiskinan menjadi 4 hingga 5 persen, sedangkan kelompok Ganjar-Mahfoud menargetkan penurunan kemiskinan sebesar 2,5 persen dengan meningkatkan penerima bantuan tunai menjadi 15 juta keluarga. Namun, target-target yang berani ini hanya akan menjadi janji kosong jika tidak ada peningkatan layanan yang diberikan.
Di bidang riset dan inovasi, Kelompok Prabowo-Kibron menargetkan belanja penelitian dan pengembangan (R&D) yang lebih tinggi sebesar 1,5 hingga 2% PDB pada tahun 2029, dibandingkan dengan belanja Ganjar-Mahfud yang sebesar 1 persen dan AMIN sebesar 0,4 hingga 0,6 persen.
Dengan asumsi PDB Indonesia mencapai US$3,32 triliun pada tahun 2029, target penelitian dan pengembangan ketiga pasangan ini berkisar antara US$13,3 miliar hingga $66,5 miliar (lima hingga 23 kali lipat angka tahun 2021). Kelompok Prabowo-Kibron tidak memberikan rincian apa pun, dan mengatakan bahwa dua pasangan lainnya akan mengandalkan sektor swasta untuk maju.
Terakhir, ketiga tim berjanji untuk memberikan lebih banyak pekerjaan. Kelompok Prabowo-Kibran tidak memiliki penjelasan yang jelas tentang bagaimana mereka akan mencapai hal ini, sedangkan kelompok Kanjar-Mahfoud bertujuan untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru, termasuk untuk UMKM dan start-up. Grup AMIN telah menetapkan target 15 juta lapangan kerja, mengurangi pengangguran hingga 3,5 hingga 4 persen.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”