TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Unilever Indonesia (Unilever) Benji Yap mengungkapkan dampak boikot yang menyasar produk atau perusahaan yang terkait dengan Israel. Benji mengatakan, dampak boikot Unilever paling terasa di dua kota, yakni Padang dan Aceh.
“Kami mengidentifikasi daerah dan pertokoan yang paling parah terkena dampaknya. Saya pergi ke Padang, daerah yang paling parah terkena dampaknya, untuk melihat langsung dampaknya,” kata Benji. Dalam laporan kinerja keuangan perusahaan Di hari Rabu.
Benji mengatakan, dampak boikot mulai terasa sejak pertengahan November hingga Desember 2023. “SayaPada bulan November dan Desember, dampak perubahan sentimen akibat situasi geopolitik menyebabkan penjualan domestik akhir tahun kami minus 5,2 persen.,” dia berkata.
Ia mengatakan perasaan negatif ini mulai meningkat seiring dengan dikeluarkannya fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada November lalu. Hoaks dan misinformasi juga memperkuat persepsi tersebut.
Namun, menurutnya Unilever telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi persepsi negatif tersebut.
“Langkah pertama yang kami lakukan pada November lalu adalah menindak berbagai hoax dan misinformasi. Kolega di Unilever sudah banyak berbuat untuk memastikan konsumen melalui influencer mengetahui bahwa berbagai informasi telah diperbaiki,” ujarnya.
Unilever bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan agama untuk membalikkan sentimen negatif di setiap wilayah.
“Saya ingatkan kembali bahwa Unilever Indonesia telah melayani konsumen selama lebih dari 90 tahun. Produk kami diproduksi, didistribusikan dan dijual oleh masyarakat Indonesia. Produk kami bersertifikat Halal dari MUI dan Kementerian Agama,” ujarnya. dikatakan.
Sebagai informasi, MUI sebelumnya merekomendasikan agar umat Islam menghindari transaksi dengan produk yang terkait dengan Israel atau produk yang mendukung pendudukan Israel di Palestina.
Johannes Maharso | Amelia Rahima
Pilihan Editor: Laba Unilever Indonesia turun 10,5% di tengah isu boikot Israel
klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”