JAKARTA (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan kementeriannya (KLHK) sedang mempertimbangkan rencana lebih lanjut untuk melibatkan pelaku sektor usaha dalam mendukung pembiayaan guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan iklim negara.
Usai membuka Workshop Kontribusi Berbasis Hasil proyek FOLU Net Sink 2030 di Indonesia, di sini, Kamis, ia menyoroti bahwa Indonesia telah mendapat dukungan dari banyak mitra internasional, termasuk kerja sama dengan Norwegia dalam skema Kontribusi Berbasis Hasil (RBC).
“Bisnis karbon tidak hanya sekedar perdagangan karbon. Bisnis karbon juga dapat mengangkat reputasi perusahaan dan meningkatkan nilai sahamnya,” tandasnya.
Ia mencatat bahwa perusahaan yang ingin meningkatkan reputasinya dapat berpartisipasi dalam upaya mengurangi emisi sambil memberikan kontribusi hasil dalam upaya mencapai tujuan iklim.
“Bapak Presiden menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam ekonomi karbon, dan yang terpenting dari insentif ini adalah merancang implementasi dan praktiknya. Tidak mudah untuk menyiapkannya,” ujarnya.
Kementerian sebelumnya telah menerima pendanaan berbasis kinerja senilai US$56 juta dari kerja sama bilateral dengan Norwegia untuk penurunan emisi pada Oktober 2022.
Norwegia juga membayar $100 juta pada Desember 2023.
Gelombang ketiga senilai US$156 juta telah selesai Januari lalu. Proses pembiayaan keempat masih tertunda dan diharapkan selesai tahun ini.
Sementara itu, terdapat juga pendanaan sebesar US$103,8 juta dari Green Climate Fund untuk mengurangi emisi setara karbon dioksida sebesar 20,3 juta ton untuk periode 2014-2016.
Selanjutnya pembiayaan dari Dana Penurunan Emisi BioCarbon JAMBI periode 2020-2025 masih dalam tahap negosiasi dan pembiayaan sebesar US$110 juta dari Kaltim FCPF untuk menurunkan 22 juta ton CO2 pada periode 2019-2024.
Berita terkait: Indonesia berhasil mengurangi setara karbon dioksida sebesar 875,7 juta ton
Berita Terkait: Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi sebesar 358 juta ton setara karbon dioksida
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”