KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

entertainment

Viral Film Pemungutan Suara Kotor Mengungkap Politik Tong Babi Jokowi

TEMPO.CO, JakartaFilm Dirty Vote yang dirilis pada 11 Februari mengungkap dugaan kecurangan pemilu sistematis yang dilakukan Presiden Jokowi. Film dokumenter eksplanatori yang dibawakan oleh tiga pakar hukum tata negara, Zainal Arifeen Mukhtar, Pfitri Susanti, dan Phiri Amsari ini menyajikan data dan merangkum pelanggaran hukum dan kecurangan dalam pemilu kali ini, termasuk politisasi bansos atau kecurangan. Pansus.

Mengapa bantuan sosial dijadikan alat politik? “Dalam ilmu politik ada konsep yang disebut politik tong babi,” kata Pevitri dalam film yang disutradarai Dande Laksono itu.

Sepanjang film, Bivetri Susanti menjelaskan konsep “politik tong babi” sebagai sarana penggunaan uang negara untuk kepentingan politik. Istilah “tong babi” awalnya digunakan pada masa perbudakan di Amerika Serikat, ketika pemilik budak menyajikan daging babi asin dalam tong kepada budaknya yang harus berebut untuk mendapatkan dagingnya.

Seiring berjalannya waktu, istilah ini digunakan karena ada masyarakat yang berebut jatah demi keuntungannya sendiri, kata Pevitri.

Dalam konteks politik saat ini, Pevitri mengatakan istilah tersebut telah berkembang untuk merujuk pada praktik politisi yang memompa uang negara ke daerah pemilihan agar mereka dapat terpilih kembali.

“Tentunya bukan Jokowi yang meminta masyarakat memilih dia, tapi dia [chosen] Khalifa,” menegaskan anggaran bansos menjelang pemilu 2024 dinilai berlebihan.

Pada Pilpres tahun ini, putra sulung Presiden Jokowi, Gebran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Mereka bersaing dengan pasangan lainnya, Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Janjar Baranwo-Md Mahfuz.

Menanggapi film dokumenter tersebut, tim pemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menggelar konferensi pers dan mengkritik isi film tersebut. “Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah narasi fitnah, kebencian, dan sangat tidak ilmiah,” kata Anggota Parlemen TKN Habiburukhman dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di YouTube pada 11 Februari.

READ  Perubahan karir yang terinspirasi oleh lulusan University of Nottingham Malaysia - Inforial

Riri rahayo

Pilihan Editor: Kementerian Luar Negeri RI membantu memenangkan kasus perdata dalam kasus kematian Adelia Lisao di Malaysia

klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."