JAKARTA (ANTARA) – Menurut Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BB2MI), pemerintah Indonesia tidak memiliki perjanjian kerja sama pekerja migran dengan Sudan karena konflik yang sedang berlangsung di negara tersebut.
“(Bekerja di) Sudan jelas ilegal. Sudan bukan negara tujuan (pekerja migran) karena konfliknya saat ini, Indonesia tidak pernah menandatangani perjanjian penempatan tenaga kerja dengan negara yang berkonflik,” kata Presiden BP2MI Benny Ramdani. ANTARA di sini, Jumat (28/4).
Ramdani menyayangkan banyak pekerja migran Indonesia yang bersikeras bekerja di Sudan. Namun, dia menambahkan bahwa pemerintah telah keliru dalam hal ini karena gagal melindungi rakyatnya.
Kepala Bappenas menegaskan bahwa pemerintah dapat mencegah eksodus TKI ilegal, mendeportasi mereka dan memastikan kepulangan TKI yang aman ke kampung halamannya.
Dia mencatat bahwa Kementerian Luar Negeri saat ini sedang melakukan proses deportasi semua warga negara Indonesia di Sudan, dan otoritas bertanggung jawab untuk memulangkan pekerja migran Indonesia meskipun bekerja secara ilegal di negara tersebut.
“Perlindungan rakyat harus menjadi hukum tertinggi negara. Oleh karena itu, mereka tidak boleh mempertanyakan apakah (orang Indonesia yang bekerja di Sudan) pergi secara legal atau tidak di masa lalu. Kita tidak bisa menyalahkan rakyat kita karena pemerintah melakukan kesalahan dalam hal ini. . Gagal melindungi dan mencegah (kepergian mereka),” kata Ramdani menjelaskan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Redno Marsudi mengatakan sekitar 385 WNI yang dievakuasi dari Sudan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat pagi dengan Garuda Indonesia Flight 991 dari Jeddah, Arab Saudi.
Pengungsi gelombang kedua juga akan meninggalkan Jeddah menuju Indonesia pada Sabtu (29/4) dan dijadwalkan tiba pada Minggu (30/4), sedangkan pengungsi gelombang terakhir akan berangkat ke Indonesia pada Minggu.
Berita terkait: Kementerian menawarkan bantuan kepada WNI dari Sudan
Berita terkait: TNI akan mengevakuasi sisa WNI dari Port Sudan pada Jumat
BERITA TERKAIT: Tidak ada kontak dengan 5 mahasiswa Indonesia di Khartoum: Unismueh
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”