TEMPO.CO, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kaden Indonesia), bekerja sama dengan perusahaan modal ventura East Ventures dan Institut Sumber Daya Dunia (WRI) Indonesia telah meluncurkan ECOVISEA, sebuah alat yang dirancang untuk menghitung dan memvisualisasikan emisi gas rumah kaca (GRK) perusahaan di Asia Tenggara.
ECOVISEA, yang merupakan singkatan dari Kalkulator dan Visualisasi Emisi di Asia Tenggara, muncul dari kolaborasi yang berakar pada tujuan bersama untuk mencapai emisi nol bersih pada Net Zero Summit Indonesia 2022, yang merupakan acara sampingan dari B20 Indonesia.
Mengingat Indonesia berada di peringkat 10 besar penghasil emisi gas rumah kaca secara global, yang menyumbangkan sekitar 1,48 gigaton setara karbon dioksida setiap tahunnya, perusahaan harus melacak emisi mereka untuk menyederhanakan penilaian dan memitigasi jejak lingkungan mereka. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk penghitungan GRK, sehingga banyak perusahaan di Indonesia, mulai dari perusahaan besar hingga UKM dan perusahaan rintisan (start-up), belum melakukan penilaian jejak karbon mereka. Solusi yang dapat ditindaklanjuti seperti Ecovisea bertujuan untuk mengatasi kesenjangan kritis ini.
Shinta W. Kamdani, Vice President Marine, Investment and External Affairs Caden Indonesia, menyoroti pentingnya platform ini dalam mendukung transisi perusahaan nasional menuju net zero. “Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami melalui Kadin Net Zero Hub untuk membantu perusahaan-perusahaan nasional bertransformasi menjadi perusahaan Net Zero. ECOVISEA menyediakan alat penting bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk melacak dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Kami yakin bahwa ECOVISEA akan memainkan peran penting dalam upaya ini. memungkinkan perusahaan nasional untuk secara kolektif mencapai tujuan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai emisi nol pada tahun 2060.”
Upaya kolaboratif di balik pengembangan ECOVISEA “menyederhanakan proses penghitungan karbon manual yang sebelumnya dilakukan sekaligus memungkinkan perusahaan memvisualisasikan sumber emisi gas rumah kaca mereka,” kata mitra East Ventures, Avina Sugiarto.
Sementara itu, World Resources Institute di Indonesia mengatakan kemampuan alat ini untuk mendemokratisasi pengetahuan terkait penghitungan emisi yang akurat sangat penting bagi upaya dekarbonisasi industri di Indonesia. “Sangat penting untuk menyederhanakan proses entri data untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan dalam memperkirakan emisi mereka secara akurat, yang sering kali timbul dari penyajian data yang rumit dan prosedur entri data yang rumit,” kata Nirartha Samadhi, Country Director World Resources Institute Indonesia.
ECOVISEA menyediakan antarmuka yang mudah digunakan sehingga perusahaan dapat mengukur emisi di tiga domain: emisi langsung, emisi tidak langsung dari energi yang dibeli, dan semua emisi tidak langsung lainnya dalam rantai nilai perusahaan. Alat ini memanfaatkan data faktor emisi berstandar global dari Climatiq, memastikan kepatuhan terhadap Protokol Gas Rumah Kaca dan ISO 14067.
Pilihan Editor: Paviliun Indonesia berbicara tentang emisi gas rumah kaca pada COP28 di Dubai
klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”