KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

entertainment

Menkeu berharap ke depan lebih banyak film Indonesia yang berfokus pada desa

Desa bukan sekadar tempat marginal atau gambaran kesengsaraan dan penderitaan. Desa kini terlibat dalam berbagai inovasi, kreativitas dan kegiatan ekonomi

Jakarta (Antara) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Menteri Imigrasi Abdul Halim Iskandar, dalam keterangan tertulisnya di sini, Kamis, berharap ke depan akan lebih banyak lagi film-film yang berfokus pada desa untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap desa di Indonesia.

Menteri kemudian memuji film “Kembali ke Desa” yang diproduksi oleh Paramitha Devi Demi.

Film ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya desa bagi masa depan Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi film tentang desa-desa Indonesia, termasuk Kembali ke Desa,” komentar menteri usai menghadiri pemutaran perdana film tersebut, Rabu.

Iskandar melihat desa sebagai entitas penting bagi Indonesia. Sejak uang desa dihabiskan, pembangunan skala besar telah terjadi secara nasional.

Ia menekankan bahwa “desa bukan hanya tempat marginal atau gambaran kesengsaraan dan penderitaan. Desa kini terlibat dalam berbagai bentuk inovasi, kreativitas, dan kegiatan ekonomi.”

Berita terkait: Babinas desak desa terapkan data statistik untuk pembangunan

Dulu, desa-desa di Indonesia sering dipandang sebagai cerminan keterbelakangan negara. Sulitnya mencari pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan terbatas, dan fasilitas pendidikan tidak ada.

Hal ini menyebabkan penduduk desa bermigrasi ke kota untuk urbanisasi.

“Namun dengan adanya dana desa, citra tersebut mulai terkikis. Ada juga kepala desa yang memiliki gelar Ph.D. Artinya pembangunan desa merupakan potensi percepatan pembangunan di Indonesia,” kata Iskandar.

Saat ini, kementeriannya telah menyusun pedoman kebijakan pembangunan desa berupa Village Sustainable Development Goals (SDGs), dengan 18 tujuan dan 222 indikator.

Tujuan kedelapan belas adalah kelembagaan desa yang dinamis dan budaya desa yang adaptif, artinya pembangunan desa tidak boleh lepas dari budaya lokal.

READ  Amankila, hotel tepi pantai baru yang berkilau dan mewah di Bali Timur

“Ini tugas kita semua,” tegas Menkeu. “Jangan sampai desa berkembang tanpa basis budaya.”

Produser Eksekutif “Kembali ke Desa” Paramitha Rasadi mencatat bahwa film tersebut membawa pesan moral yang mendorong kaum milenial untuk merasa bebas untuk tinggal dan mengembangkan desanya.
Berita terkait: Lombok Tengah Kembangkan Desa Wisata Berstandar Internasional

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."