KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Opini: Apakah ‘faktor Tiongkok’ akan menjadi isu pemilu di Indonesia?
Top News

Opini: Apakah ‘faktor Tiongkok’ akan menjadi isu pemilu di Indonesia?

Ambisi Industri Indonesia

Pemerintahan Jokowi mempunyai pandangan positif terhadap hubungan bilateral dengan Beijing di masa depan.

Pada bulan Desember 2023, Eric Tohir, selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sementara (saat Menteri Luhut Banjaidan sakit), mengatakan pada Pertemuan Kemitraan Bisnis Indonesia-Tiongkok Keempat di Nusa Tenggara Timur bahwa pemerintah mengapresiasi peran Tiongkok. Investor yang menjadi pionir industri membantu meletakkan landasan bagi industri hilir dan mengembangkan daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Dohir menunjukkan bahwa banyak pencapaian penting telah dicapai melalui kemitraan strategis bilateral yang diluncurkan pada tahun 2013, termasuk pembangunan kereta api berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung dan upaya transisi energi ramah lingkungan di Indonesia. Ia menambahkan, kerja sama Indonesia-Tiongkok akan langgeng karena dibangun atas dasar rasa saling percaya dan saling menguntungkan.

Tidak ada keraguan bahwa investasi dan kepentingan ekonomi Tiongkok di Indonesia telah meningkat pada masa pemerintahan Jokowi, hal ini sejalan dengan aspirasi Indonesia untuk mendorong industrialisasi melalui infrastruktur dan industri hilir.

Meski demikian, dominasi Tiongkok di sektor nikel di Indonesia masih mengkhawatirkan. Salah satu konsekuensi dari terputusnya iklim adalah akses terhadap pasar Barat. Faktanya, produk nikel Indonesia tidak memiliki akses ke pasar AS, karena “faktor China” ini.

Perlu dicatat bahwa Indonesia telah berupaya untuk mengundang investasi besar dari negara-negara Barat, namun perhatian negara-negara Barat saat ini terganggu oleh permasalahan dalam negeri, perang di Ukraina, dan krisis Gaza. Selera mereka terhadap perdagangan dan investasi internasional yang terbuka melemah.

Sebaliknya dan secara oportunis, Tiongkok telah memenangkan banyak mitra dan memperluas pengaruh ekonominya, khususnya di Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data resmi, hingga kuartal ketiga tahun 2023, Tiongkok dan Hong Kong menjadi investor terbesar kedua dan ketiga di Indonesia setelah Singapura, dengan total investasi mencapai US$3,5 miliar.

READ  Wang dari Tiongkok bertemu dengan Jokowi dari Indonesia, Presiden terpilih Prabowo

Meskipun faktor Tiongkok mungkin tidak menjadi isu kontroversial pada pemilu tahun 2024, Indonesia tetap perlu mengelola ketakutan masyarakat terhadap pertumbuhan peran ekonomi Tiongkok dengan hati-hati, terutama ketika nyawa orang Indonesia menjadi taruhannya.

Pemerintahan baru yang menggantikan Widodo akan terus mendiversifikasi kerja sama ekonomi Indonesia, termasuk Australia, Kanada dan Selandia Baru, Timur Tengah dan Afrika.

Leo Suryadhinata adalah Senior Fellow di ISEAS – Yusuf Ishaq Institute dan Adjunct Professor di S Rajaratnam School of International Studies di NTU. Siwage adalah Senior Fellow dan Koordinator Program Studi Dharma Negara Indonesia dan Koordinator Pusat Studi APEC, ISEAS – Yusof Ishak Institute. Komentar ini muncul pertama kali Tentang ISEAS – Blog Institut Yusuf Ishaq, Fulcrum.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."