Tomohon Xtreme Market menjadi pasar pertama yang demikian Indonesia Pergi tanpa daging anjing dan kucing.
Enam pedagang daging anjing dan kucing yang tersisa di pasar menandatangani perjanjian pada hari Jumat untuk menghentikan penjualan mereka, dan walikota Tomohon mengeluarkan undang-undang yang melarang perdagangan tersebut.
“Kami yakin cara untuk mengurangi minat masyarakat makan daging anjing dan kucing di Tomohon adalah dengan berhenti menjualnya di pasar-pasar.” ujar Edwin Rohring, Sekretaris Daerah Kota Domohon.
Dia mengimbau masyarakat untuk memilih makanan hewani yang bersih dan bebas rabies seperti daging babi, sapi, dan ayam.
Perdagangan hewan yang brutal
Langkah ini mengikuti berbulan-bulan kampanye dan lobi oleh Humane Society International (HSI) dan kelompok Animal Friends Manado Indonesia (AFMI) setempat.
Kelompok kesejahteraan hewan menyebut perlakuan terhadap hewan di pasar sebagai “kekejaman biadab” dan “berjalan melewati neraka”.
Mereka berharap untuk memperluas larangan ke seluruh Indonesia, di mana diperkirakan satu juta anjing dan kucing dibunuh untuk konsumsi manusia setiap tahunnya.
Para juru kampanye mengatakan perdagangan memiliki dampak besar Satwa Ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia dengan menyebarkan penyakit seperti rabies, antraks dan leptospirosis.
Rekaman yang diambil oleh para aktivis di dua pasar di provinsi Sulawesi Utara menunjukkan para pekerja menyeret keluar hewan yang melolong dan memukul kepala mereka dengan tongkat kayu.
Hewan digantung dan bulunya dibakar saat masih hidup.
Sikap tradisional perlahan berubah
Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan Islam memperlakukan dan memandang produk anjing sebagai babi haram atau terlarang.
Tetap saja, 7% orang Indonesia makan daging anjing dan kucing, menurut Dog Meat Free Indonesia. Ini terutama dipraktikkan di provinsi Sulawesi Utara, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur, di mana kebanyakan orang mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen.
Keputusan untuk menghentikan penjualan daging anjing dan kucing di Tomohon berarti pasokan sekarang akan diputus di sumbernya.
Elvianus Pongoh, salah satu salesman Tomohon selama 25 tahun, mengatakan waktu yang tepat untuk mengakhiri bisnis tersebut.
“Saya telah membantai mungkin ribuan anjing. Sesekali saya melihat ketakutan di mata mereka. Saya datang untuk mereka dan itu membuat saya sedih,” katanya. “Saya tahu larangan ini lebih baik untuk hewan dan lebih baik untuk melindungi masyarakat.”
lo/dj (AFP, AP, dpa)