JAKARTA, Indonesia — Polisi Indonesia mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan menghadapi tuntutan pidana terhadap tiga petugas dan tiga warga sipil setelah polisi menembakkan gas air mata ke sebuah stadion sepak bola yang menewaskan 131 orang. hancur.
Kapolri Listio Sikit Prabowo mengatakan para tersangka termasuk kepala PT Liga Indonesia Baru, yang mengelola divisi sepak bola profesional papan atas negara dan bertanggung jawab untuk memastikan stadion memiliki sertifikat operasi yang layak. Dia mengatakan stadion di Kota Malang tidak memenuhi persyaratan sertifikasi dan tidak diperiksa dengan baik.
Prabowo mengatakan ketua pelaksana turnamen, kepala petugas keamanan dan tiga petugas polisi juga didakwa.
Tuduhan tersebut termasuk pelanggaran hukum olahraga Indonesia dan kode etik untuk ofisial dan kelalaian yang menyebabkan kematian atau cedera serius. Hukuman maksimal hingga lima tahun penjara.
Kapolres Malang diyakini mengetahui bahwa FIFA, badan sepak bola internasional, telah menyarankan untuk tidak menggunakan gas air mata di stadion.
“Namun, dia tidak mencegah atau melarang penggunaan gas air mata saat membela pertandingan,” kata Prabowo dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Dia mengatakan dua petugas polisi lainnya telah memerintahkan bawahannya untuk menembakkan gas air mata. 11 petugas benar-benar menembakkan gas, menyebabkan kepanikan yang meluas ketika orang-orang di sekitar mencoba melarikan diri, katanya.
Gerbang 3, 10, 11, 12, 13, 14 ditunda pembukaannya di mana banyak penggemar hancur.
“Gerbang harus dibuka lima menit sebelum akhir pertandingan. Saat dibuka, bukaannya lebarnya 1,5 meter (4,9 kaki) dan petugas gerbang tidak dalam posisi,” kata Prabowo.
Menurut rekomendasi FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia, pintu keluar dari stadion harus dibuka setiap saat selama pertandingan untuk tujuan keamanan. Aturan tersebut tidak berlaku untuk liga domestik atau nasional, meskipun merupakan standar keamanan yang merekomendasikan penggunaan gas air mata sebagai tindakan pengendalian massa.
Sekitar 42.000 penggemar Arema FC menghadiri pertandingan hari Sabtu, yang menyaksikan Arema dikalahkan 3-2 oleh Persebaya. Menyusul kekalahan itu, para penggemar yang marah bergegas ke stadion, mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata.
“Dalam penyelidikan kami, tidak ada rencana darurat untuk menangani kasus-kasus khusus seperti yang dipersyaratkan dalam peraturan keselamatan dan keamanan Persatuan Sepak Bola Indonesia tahun 2021,” kata Prabowo.
Asosiasi sepak bola Indonesia melarang Arema menjadi tuan rumah pertandingan yang melibatkan pendukungnya di Malang hingga tahun depan.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”