Kuching (7 Juni): Sarawak akan menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan Brunei dan Indonesia untuk mengembangkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dari alga.
Perdana Menteri Sarawak Dan Sri Abang Johari Tun Opang mengatakan Sarawak dan kepulauan Kalimantan penuh dengan ganggang yang dapat digunakan untuk tujuan apa pun.
Awalnya, Sarawak Economic Development Corporation (SEDC) mengatakan akan mendirikan laboratorium untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini.
“Bayangkan jumlah alga di nusantara ini dan dengan kerjasama Brunei dan Indonesia, kita bisa menjadi pembuat SAF,” ujarnya dalam sambutannya pada International Symposium on Digital Business Change 2022 di Jakarta, Selasa (7 Juni).
Secara rinci, Abang Johari mengatakan Sarawak juga bisa memanfaatkan ekosistem pesisirnya untuk budidaya alga.
“Setelah kami siap, kami dapat melihat bagaimana menumbuhkan alga di sepanjang garis pantai kami dengan rawa-rawa.
“Kita perlu mencari tahu berapa ton ganggang yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu galon bahan bakar. Ini perlu diperiksa dulu,” katanya.
Dalam pidato utamanya di World Hydrogen 2022 Summit and Exhibition di Rotterdam, Belanda pada 9 Mei, Abang Johari mengatakan bahwa SEDC Sarawak, bekerja sama dengan Aerospace Malaysia Innovation Center (AMIC), sedang mengembangkan biofuel, hidrogen hijau, dan sel bahan bakar untuk penerbangan.
Bahan bakar penerbangan alternatif seperti SAF akan menjadi kunci untuk penerbangan yang berkelanjutan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap strategi pengurangan emisi industri dan target emisi nol bersih.