KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

UST Mount Pameran Seni Indonesia
Top News

UST Mount Pameran Seni Indonesia

Museum dan Museum Seniman Universitas Santo Tomas (UST) mengundang para pecinta seni dan budayawan untuk melakukan perjalanan menawan memasuki jantung seni dan budaya Indonesia dengan bangga mempersembahkan “Nusantara: Perayaan Seni dan Budaya Indonesia.”

Pameran ini diresmikan pada 5 September di Galeri Utama Museum UST dan berlangsung hingga 25 September 2023.

Contoh pameran yang dipamerkan. Gambar dari ARTISTE.COM

Kata “Nusantara” berasal dari dua kata Jawa kuno: “Nusa” atau pulau dan “Andara” yang berarti “antara”. Secara keseluruhan, program ini mencakup Indonesia dan Filipina serta Kepulauan Malaysia (Singapura, Brunei, dan Malaysia). Ini mewujudkan esensi pameran, kesatuan dalam keberagaman, dan merupakan bukti kecemerlangan artistik, makna sejarah, dan semangat budaya kawasan ini, kata UST dalam rilis media.

Dikuratori oleh Anthony Kedang, pemilik museum seniman, “Nusantara” menjanjikan pengunjung untuk merasakan keajaiban tradisi suku Indonesia, penguasaan artistik, dan kisah-kisah menawan. Mulai dari patung antropomorfik hingga topeng suku, aksesoris, dan wayang kulit wayang klit, menunjukkan hubungan yang mendalam antara seni dan identitas.

Dengan apresiasi yang mendalam terhadap warisan seni Indonesia, Kedang menampilkan “Nusantara” untuk menghormati kejeniusan seni negara tersebut, sekaligus menumbuhkan pemahaman dan apresiasi yang lebih dalam terhadap permadani budayanya.

Pameran ini diselenggarakan oleh International Council of Museums-Philippines (ICOM Phils), Artist Museum dan UST Museum melalui direkturnya Fr. Isidro Abano, OP.

Museum UST Buka setiap hari Senin mulai pukul 10.00 hingga 16.30 dan Selasa hingga Jumat mulai pukul 08.00 hingga 16.30, museum ini mengikuti kalender akademik Universitas Santo Tomas dan tutup selama libur akademik, universitas, dan keagamaan. Penangguhan kelas diwajibkan di semua tingkatan selama hari libur dan cuaca buruk.


READ  Komunitas lokal Indonesia memperingati Hari Pattik di sebuah museum di Taipei

Biaya masuk adalah P30 untuk siswa non-Thomasian dengan ID pelajar dan P50 untuk non-siswa. Mahasiswa Thomasian, dosen, staf pendukung, dan alumni dengan ID dapat masuk secara gratis.

Pemandu wisata, rombongan wisata sekolah beserta guru dan anggota ICOM dapat masuk secara gratis. Warga Senior Non-Thomasian dan Penyandang Disabilitas (PWD) juga dapat masuk secara gratis dengan kartu identitas yang masih berlaku.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."