KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Wawasan Capres untuk Indonesia Emas
Economy

Wawasan Capres untuk Indonesia Emas

Jakarta (ANTARA) – Indonesia menargetkan memasuki masa keemasan pada tahun 2045 saat merayakan seratus tahun kemerdekaannya. Pada saat itu, nusantara diharapkan menjadi negara maju dan salah satu dari lima perekonomian terbesar di dunia.

Indonesia juga akan memperoleh dividen demografi pada tahun 2045, ketika proporsi penduduk usia kerja (penduduk berusia 15 hingga 64 tahun) akan lebih tinggi dibandingkan penduduk tidak usia kerja (penduduk berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

Jika bonus demografi tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan berdampak negatif dan menimbulkan permasalahan sosial, seperti kemiskinan, kesehatan masyarakat yang buruk, pengangguran, dan tingginya angka kriminalitas. Namun jika dimanfaatkan dengan baik, hal tersebut bisa menjadi modal penting untuk mewujudkan visi emas Indonesia.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 untuk mendukung Visi Emas Indonesia 2045, yang berupaya membangun “bangsa Nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan.”

Visi tersebut terdiri dari empat pilar: pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan dan tata kelola nasional yang kuat.

Ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang maju pada pemilu 2024 telah memasukkan Visi Emas Indonesia yang meliputi berbagai isu mulai dari bonus demografi hingga pengangguran, ke dalam pernyataan visi dan misi mereka.

Sebagai langkah persiapan pemilu 2024, KPU pada Selasa malam mengalokasikan nomor urut kepada pasangan tiga calon wakil presiden tersebut.

“Nomor resmi pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2024 adalah sebagai berikut: nomor urut satu untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut dua untuk pasangan calon Prabowo Subianto-Gebran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga untuk pasangan calon,” kata Ketua Umum Partai Kongres Rakyat Hashim Asyari, pasangan calon, Gangar Prano-Mahfouz.

Anis Baswedan – Mohaimen Iskandar

Duo Baswedan dan Iskandar, juga dikenal sebagai Amin, memiliki visi yang sama untuk membangun “Indonesia yang adil dan sejahtera untuk semua.” Pernyataan misi mereka berjudul “Delapan Cara untuk Berubah.”

READ  Bola lampu kuno yang tidak efektif masih ditemukan di toko dolar

Tujuan Emas Indonesia 2045 tertuang dalam alinea pembuka dokumen Visi dan Misi Ma’ruf Ma’ruf, yang mencita-citakan negara maju, mandiri, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Menurut Baswedan dan Iskandar, untuk memaksimalkan bonus demografi, Indonesia harus serius berinvestasi dalam meningkatkan kualitas dan akses terhadap pendidikan. Laboratorium sains, bengkel dan perpustakaan harus dibangun di semua sekolah yang membutuhkannya. Anggaran penelitian dan daya saing harus ditingkatkan, serta kompetensi dan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan harus ditingkatkan.

Judul beberapa bagian dalam editorial dokumen Visi dan Misi Sekretaris membahas kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan. Dokumen tersebut menekankan bahwa negara harus memitigasi kesenjangan sosial untuk mencegah konflik antar kelas.

Baswedan dan Iskandar percaya bahwa Indonesia perlu melakukan perubahan karena kurangnya kualitas sumber daya manusia, kemiskinan, pengangguran dan krisis iklim adalah masalah utama yang harus diselesaikan negara ini untuk mencapai tujuan “Satu Indonesia, Satu Kemakmuran” sebelum tahun 2018. sedang merayakan 100 tahun kemerdekaannya.

Berdasarkan Misi 1 “Delapan Jalan Menuju Perubahan”, yaitu menjamin ketersediaan kebutuhan dasar dan biaya hidup yang rendah melalui swasembada pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air, dividen demografi akan digunakan untuk mencapai swasembada pangan melalui distribusi tenaga kerja produktif dan peningkatan produksi pangan.

Sedangkan misi kedua berfokus pada isu pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang baik. Hal ini secara khusus mencakup pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan usaha dan penciptaan lapangan kerja, pencapaian upah yang adil, memastikan kemajuan ekonomi berdasarkan kemandirian dan kesetaraan, dan mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia agar berhasil di negara ini dan tumbuh di panggung global.

Untuk mengurangi angka pengangguran, pasangan AMIN bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang baik di semua sektor, termasuk industri manufaktur, selain memberikan dukungan modal kepada wirausahawan muda.

Prabu Subianto Gibran Rakabuming Raka

Subianto dan Raka sudah jelas memasukkan tujuan Indonesia Emas dalam visinya: “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045”. Dokumen misi mereka diberi judul “Delapan Misi Asta Sita”.

READ  Imbal hasil Treasury 10-tahun semakin turun setelah "pergeseran besar" yang dilakukan The Fed.

Dalam dokumen visi dan misinya, pasangan ini menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sebesar 6 hingga 7 persen diperlukan mulai tahun 2025 untuk mencapai tujuan Indonesia Emas. Pertumbuhan tersebut perlu didukung dengan penguatan peran pemerintah dalam perekonomian dan pembangunan negara sesuai dengan falsafah ekonomi Pancasila.

Jika Subianto dan Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, mereka akan berupaya meletakkan landasan Indonesia Emas melalui “8 program cepat dengan hasil terbaik” dalam lima tahun melalui program-program utama, seperti pemberian makan siang dan susu gratis di sekolah dan lembaga Islam. Pesantren serta bantuan sembako untuk anak balita dan ibu hamil.

Program-program tersebut juga mencakup penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis, penurunan kasus tuberkulosis sebesar 50 persen dalam lima tahun, dan pembangunan rumah sakit berkualitas tinggi di daerah; Membangun dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian melalui pertanian pangan desa, regional dan nasional; Membangun sekolah terpadu yang unggul di setiap daerah dan merenovasi sekolah.

Hal ini juga mencakup melanjutkan dan memperluas program bantuan kesejahteraan berbasis kartu serta program bantuan bisnis berbasis kartu untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem; dan menaikkan gaji pegawai negeri sipil (khususnya guru, dosen dan tenaga kesehatan), perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara (Polri), serta pejabat negara.

Program tersebut juga mencakup kelanjutan pembangunan infrastruktur desa dan penyediaan bantuan tunai dan perumahan murah dengan fasilitas kesehatan yang baik kepada masyarakat yang membutuhkan, serta pembentukan badan pendapatan negara dan peningkatan rasio pendapatan negara terhadap PDB menjadi 23%. persen.

Pasangan ini juga bertujuan untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan anggaran Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) untuk memperkuat ketahanan keluarga Indonesia dan memastikan masyarakat mendapat manfaat dari bonus demografi. Pada saat yang sama, mereka akan berupaya menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dengan memprioritaskan pekerja lokal untuk menurunkan tingkat pengangguran nasional.

Dr. Gangar Prano Mahfuz

Visi Prannwo dan Mahfud adalah “Menuju Indonesia Unggul: Bergerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Berkelanjutan” dan pernyataan misi mereka bertajuk “Delapan Tindakan Cepat.”

READ  Penasihat keuangan independen Golden Energy menanggapi rekomendasi Sias untuk menolak tawaran keluar

Penggunaan “Indonesia Unggul” dan bukan “Indonesia Emas” dalam dokumen visi mereka menunjukkan niat untuk menuliskan prestasi yang lebih nyata dan tidak menganggap hal-hal lain tidak bergerak.

Gagasan “Indonesia Unggul” memuat tujuan menjadikan Indonesia tidak hanya menjadi negara maju, tangguh, dan berdaya saing, namun juga menjamin kemajuan, kekuatan, dan daya saing bangsa lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Sementara itu, penggunaan kata “tindakan cepat” dalam pernyataan misi menunjukkan fokus untuk mengintensifkan upaya menjadikan Indonesia negara unggul. Percepatan ini akan didasarkan pada pemanfaatan jendela demografi yang akan segera berakhir.

Menurut Pranovo dan Mahfouz, bonus demografi merupakan tantangan yang harus diselesaikan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencegah bencana demografi.

Misi “Delapan Tindakan Cepat” digambarkan sebagai misi penting untuk memastikan bahwa bonus demografi dimanfaatkan untuk membuka jalan menuju Indonesia yang “unggul”.

Berdasarkan Misi No. 2, yaitu “Mempercepat Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Mempercepat Riset dan Inovasi Mandiri”, keduanya bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas beasiswa yang masif dan tepat sasaran bagi generasi muda Indonesia, sejalan dengan strategi pembangunan menuju pencapaian Indonesia Emas. .

Sementara itu, berdasarkan Misi No. 3, yaitu “mempercepat pembangunan ekonomi mandiri berdasarkan pengetahuan dan nilai tambah”, bertujuan untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru. Hal ini untuk menjamin angkatan kerja baru terserap setiap tahunnya dan mengurangi angka pengangguran sehingga penyerapan tenaga kerja mencapai tingkat yang optimal sehingga setiap orang dapat cepat mendapatkan pekerjaan.

Berita terkait: Pandangan calon pemimpin puncak mengenai perekonomian yang adil dan pengentasan kemiskinan
Berita Terkait: Pemilu 2024: Baswedan imbang 1, Subianto 2, Pranowo 3

Oleh Milalusa Suthera, Raka Adjei
Redaktur: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2023

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."