JAKARTA, 6 Juli 2020 (Xinhua) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklarifikasi usulan tarif impor sebesar 200 persen di tengah meningkatnya spekulasi pada hari Jumat, dengan menyatakan bahwa tarif tersebut tidak menargetkan negara tertentu.

Luhut menekankan pentingnya menyelaraskan kebijakan Indonesia dengan kepentingan nasional mengingat ketidakpastian geopolitik global saat ini. “Indonesia tidak akan begitu saja mengikuti negara lain jika hal itu bertentangan dengan kepentingan nasional kita,” tambahnya.

Ia mengatakan, dalam rapat koordinasi yang diadakan pada 25 Juni yang dipimpin oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, diputuskan untuk melindungi industri lokal sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada dan standar perdagangan internasional yang berlaku. Penerapan tarif protektif terhadap banyak produk tekstil, yang berlaku untuk semua impor tanpa memandang asal, merupakan keputusan penting.

Dia mengatakan Presiden Widodo juga menyerukan pengendalian yang lebih ketat terhadap impor, terutama terhadap barang bekas dan selundupan, dan pembukaan penyelidikan terhadap praktik perdagangan tidak adil seperti dumping.

Luhut menyoroti dialog yang sedang berlangsung dengan Menteri Perdagangan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan nasional dan kemitraan internasional. Dia berkata: “Kami tidak menargetkan negara tertentu. Semua langkah diambil berdasarkan kepentingan nasional kami.”

“Kami ingin memastikan hubungan baik Indonesia dengan negara mitra tetap mengedepankan prinsip saling percaya, saling menghormati, dan saling melengkapi, terutama dalam kondisi global yang tidak menentu,” imbuhnya.