KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Top News

Indonesia akan membuka kontrak berjangka minyak sawit mentah pada 13 Oktober

Indonesia, eksportir minyak sawit terbesar di dunia, akan meluncurkan bursa berjangka minyak sawit mentah (CPO) pada hari Jumat, namun tidak akan mewajibkan perdagangan melalui bursa tersebut, kata kepala regulatornya kepada Reuters pada hari Rabu.

Para pejabat di negara Asia Tenggara tersebut sebelumnya berencana menaikkan harga minyak sawit global dan membuat tolok ukur serupa dengan yang ada di Kuala Lumpur dan Rotterdam, sehingga memaksa semua ekspor CPO melalui bursa.

“Kami berharap pertukaran ini di masa depan akan menjadi acuan harga CPO bagi Indonesia, sehingga kita bisa mendapatkan data dan mengembangkan kebijakan yang lebih baik terkait industri ini,” kata Didid Noordiatmoko, kepala regulator BAPPEBTI, dalam wawancara telepon.

Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICTX) telah ditetapkan sebagai bursa, dan transaksi akan dicatatkan dalam mata uang rupiah, kata Didit.

Asosiasi dan penjelajah kelapa sawit Indonesia lambat dalam memperkenalkan pertukaran ini.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan pertukaran di masa depan tidak akan menjadi masalah selama tidak bersifat wajib. Namun akan menarik jika digunakan untuk lindung nilai, kata Eddie Martono.

Sebagian besar eksportir minyak sawit Indonesia saat ini melakukan penjualan langsung dengan pembeli tanpa adanya pertukaran, sementara lelang yang dilakukan oleh perusahaan dagang negara KPB Nusantara hanya menawarkan minyak sawit fisik, bukan kontrak berjangka.

Meski ada 12 perusahaan yang tercatat di bursa, Didit mengatakan bursa tidak akan melihat transaksi apa pun segera setelah peluncuran, seraya menambahkan bahwa pelaksanaannya akan dilakukan nanti.

“Peluncuran bursa berjangka CPO yang dilakukan Indonesia tidak memiliki signifikansi signifikan, setidaknya untuk jangka pendek. Partisipasi akan bersifat sukarela, bertentangan dengan pembicaraan sebelumnya yang mewajibkan eksportir. Kedua, nilainya akan dalam bahasa india. Rupiah, bukan USD, kata Anilkumar Pagani, kepala penelitian di Sunwin Group India.
Sumber: Reuters (Laporan Devi Kurniawati; Editing oleh Kim Coghill dan Michael Perry)

READ  China, Indonesia mengevakuasi gelombang pertama warga dari Sudan

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."