KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Investasi China di Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani Indonesia – OPET – Eurasia Review
Top News

Investasi China di Proyek Kereta Gantung Gunung Rinjani Indonesia – OPET – Eurasia Review

Tentang investasi

Dalam beberapa bulan terakhir, China terus melakukan investasi di beberapa sektor di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, mereka mengatakan bahwa China akhir-akhir ini agresif dalam berinvestasi sejalan dengan rencana besar yang sedang dijalankannya. Inisiatif Sabuk dan Jalan. Salah satu investasi China yang paling terkenal di Indonesia adalah kereta cepat Jakarta-Bandung; Namun, sektor pariwisata Indonesia juga menjadi perhatian China, dan investasi di jalur kereta gantung Gunung Rinjani menjadi salah satu fokus China.

Proyek kereta gantung ini diluncurkan dan diluncurkan pada Desember 2022 Bawah tanah Pada 18 Desember 2022, sehari setelah hari jadi Nusa Tenggara Barat (NTB). Usaha baru ini juga dilakukan dengan investor dari China yang direncanakan sebagai manajer dan investor. Proyek yang ditargetkan selesai pada 2025 ini membutuhkan anggaran minimal Rp. 2,2 miliar, yang sangat berbeda dengan rencana awal yang hanya diproyeksikan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 600 miliar. Menurut beberapa laporan, peningkatan anggaran itu karena proyek itu kemudian akan dilengkapi dengan banyak fasilitas, misalnya resor dan penataan kawasan.

Zulkieflimansyah (Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB)) menjelaskan dengan adanya proyek kereta gantung di Lombok akan menjadikan Lombok sebagai salah satu pusat pariwisata dunia; Ia juga menjelaskan, jalan tersebut akan dibangun sekitar pukul 10 kilometer Panjang dan akan terhubung dengan berbagai fasilitas wisata.

pengaruh terhadap perekonomian

Mega proyek ini menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat. Banyak yang khawatir proyek tersebut dapat membuat mereka kehilangan pekerjaan karena minat mendaki Gunung Rinjani menurun. Selain itu, masyarakat juga khawatir ke depannya banyak wisatawan yang lebih memilih menggunakan kereta gantung ketimbang menyewa porter dan guide. Namun bertentangan dengan pendapat umum, Gubernur NDP sendiri mengatakan sebaliknya. Ia menjelaskan, perkembangan ini akan memberikan angin segar bagi industri pariwisata di NTP. Selain itu, proyek tersebut juga direncanakan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat NTB. Zulkiflimansya menambahkan para porter nantinya akan diupgrade dengan melatih keterampilan baru untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, dan Zulkiflimansya meyakinkan akan lebih banyak peminat mendaki Gunung Rinjani.

READ  Big Tech mendesak India untuk melonggarkan aturan TI baru saat Indonesia memperbaikinya

Menurut Zulkieflimansyah, kereta gantung tersebut akan dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pegunungan di Gunung Rinjani. Ia menjelaskan, protes dari sebagian warga merupakan hal yang wajar karena ini merupakan hal yang baru. Fasilitas kereta gantung diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 500.000, Dengan harapan jumlah yang besar ini akan menambah pendapatan dan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah daerah NTB dan pemerintah pusat.

Pengaruh terhadap lingkungan

Sementara itu, melihat proyek tersebut dari sisi lingkungan, Zulkieflimansyah enggan membicarakannya. analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terkait pembangunan proyek tersebut, namun kemudian dia memastikan mega proyek tersebut tidak akan mengorbankan kawasan hutan lindung di kaki bukit Rinjani. Sementara itu, menurut Mohd Ram, Ketua Penanaman Model & Pelayanan Terpadu Sathu Pindu (TPMPDSP) Proyek ini tidak akan mempengaruhi lingkungan Karena dibangun di bawah TNMR atau di luar jalur Taman Nasional Gunung Rinjani (TNG).

Namun pada Juli lalu, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama Wahana Lingunkan Hidup (WALHI) NTB diminta Pemerintah provinsi harus melakukan studi tentang dampak bencana dari proyek ini. WALHI ingin melihat proyek tersebut tidak hanya dari perspektif bisnis dan ekonomi tetapi juga dari perspektif lingkungan. Amri Nooryadin, Direktur WALHI NTB, menekankan proses persetujuan dan review. Studi Kelayakan (FS) dan Detailed Engineering Design (DED) Perlu melihat lebih detail. Ia juga menjelaskan, karena ini proyek besar, maka dampaknya juga akan tinggi. Alhasil, jangan sampai warga menderita bencana dengan alasan ekonomi saja. Dia menjelaskan, proyek tersebut tidak boleh berakhir seperti proyek sirkuit lintas motor Lanthan 459 yang akan menyebabkan masyarakat setempat menghadapi bencana banjir.

Langkah berikutnya

Melihat reaksi masyarakat setempat yang khawatir kehilangan pekerjaan dan perlawanan warga, pemerintah daerah dan pemerintah pusat bisa meyakinkan mereka. Bahkan jika perlu, pemerintah telah menjamin masyarakat dalam hal keuangan, pelatihan keterampilan, jaminan kesempatan kerja, dan lain-lain. Baik pemerintah daerah maupun pusat harus menyadari bahwa investasi seharusnya merupakan penanaman modal yang memberikan keuntungan bagi negara, daerah dan masyarakat. Komunitas menjadi poin penting karena dalam investasi ini masyarakatlah yang pertama merasakan dampaknya.

READ  Favorit Presiden di Indonesia Picu Kekhawatiran 'Matinya Demokrasi'

Dengan kondisi investasi China yang intensif akhir-akhir ini sebagai bentuk implementasi Belt and Road Initiative, seharusnya Indonesia tidak menerima semua investasi dari China. Pemerintah harus lebih memperhatikan investasi mana yang menguntungkan negara dan investasi mana yang menguntungkan. Selain itu, Indonesia perlu mengetahui bahwa Indonesia tidak hanya membutuhkan investasi dari China, tetapi di sisi lain China juga membutuhkan faktor pendukung Indonesia untuk proyek Belt and Road Initiative yang sedang mereka kerjakan. Oleh karena itu, China tidak bisa meremehkan status perundingan dan kekuatan Indonesia di masa depan jika hal itu dilaksanakan.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."