KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

“Penikmat nasi” telah bermunculan: masyarakat Indonesia yang antusias menghidupkan kembali selera mereka terhadap jenis nasi yang sudah lama terlupakan
Economy

“Penikmat nasi” telah bermunculan: masyarakat Indonesia yang antusias menghidupkan kembali selera mereka terhadap jenis nasi yang sudah lama terlupakan

Pak Patiradjwani mengatakan dia mencoba untuk mengedukasi orang lain tentang varietas lokal ini.

“Yang bisa saya lakukan hanyalah mengedukasi orang lain. Kalau ada teman yang datang ke rumah saya, saya akan hidangkan Menthik Wangi dan itu menjadi perbincangan makan malam dan mudah-mudahan dia juga tertarik. Mudah-mudahan menimbulkan efek domino ini.” Nantinya mereka akan menyebarkan ilmu itu kepada teman-temannya.

Hal yang sama berlaku untuk para koki muda dan calon koki yang ia temui dan bimbing selama ini.

“Sebagai chef, misi kami adalah memperkenalkan kembali warisan kuliner dan bahan-bahan kami yang beragam kepada masyarakat,” katanya.

pergeseran posisi

Upaya untuk mendidik masyarakat Indonesia tentang varietas padi yang terlupakan ini mulai membuahkan hasil.

Ms Hellman mengatakan bahwa hingga tahun 2018, 80 persen penjualannya berasal dari pasar internasional, namun saat ini jumlah tersebut menyusut menjadi 35 persen sementara sisanya dijual di dalam negeri.

“Dalam lima tahun terakhir, semakin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan apa yang mereka makan. Mereka ingin tahu apa yang mereka makan, dari mana asalnya, dan bagaimana cara menanamnya,” tambahnya.

Pandemi COVID-19 juga berdampak pada tren ini, menginspirasi masyarakat untuk memilih makanan yang lebih sehat.

“Kami melestarikan tidak hanya varietas lokal, namun juga teknik dan pengetahuan pertanian tradisional,” katanya, seraya menambahkan bahwa varietas padi ini dapat tumbuh subur selama berabad-abad tanpa memerlukan pupuk dan pestisida.

Wahioning Angrias, 30, mengatakan kepada CNA bahwa dia menemukan Javara ketika dia sedang mencari nasi rendah gula untuk ibunya yang menderita diabetes.

“Saya membeli beras merah Andil Abang dan kemudian saya mengetahui sejarah beras ini dan bagaimana beras ini pertama kali populer di Jawa pada abad ke-14 dan seterusnya. Lalu saya membeli beras jenis lain dan mengetahui cerita di baliknya juga.” Kata Bu Angrias.

READ  Selalu di tempat kerja: WFH mengubah batasan antara kehidupan pribadi dan kantor - Gaya Hidup

“Sekarang saya hanya memasak nasi warisan ini di rumah. Tidak hanya menyehatkan tetapi juga sejarah di baliknya.”

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."