Penulis: Toho Nograha dan Temi Deborah*
Indonesia saat ini berada pada titik kritis dengan bonus demografi yang dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun transformasi ekonomi secara besar-besaran dan inovasi teknologi diperlukan untuk mencapai Visi Emas Indonesia 2045, yang menargetkan perbaikan perekonomian, struktur sosial, dan infrastruktur. Inkubator start-up teknologi memainkan peran penting dalam konteks ini, tidak hanya sebagai pusat pengembangan bisnis baru berbasis inovasi tetapi juga sebagai katalisator penciptaan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kesenjangan.
Dibandingkan negara lain seperti Tiongkok, yang memiliki 6.227 platform inkubator kewirausahaan pada tahun 2021 menurut Laporan Pengembangan Inkubator Bisnis Tiongkok yang diterbitkan Kementerian Sains dan Teknologi Tiongkok pada tahun 2022, Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh dengan hanya 148 inkubator bisnis yang terdaftar. pada tahun 2022. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). Meningkatkan jumlah dan kualitas inkubator di Indonesia adalah kunci untuk mendorong inovasi di sektor-sektor penting seperti layanan kesehatan, pendidikan, pertanian, dan keuangan. Inkubator ini mendukung pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan dan memfasilitasi penciptaan solusi kompetitif terhadap tantangan global.
Mengingat besarnya potensi dan kebutuhan, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan lebih banyak inkubator bisnis yang dapat menyediakan produk dan layanan yang meningkatkan kualitas hidup dan mendukung ambisi Indonesia untuk kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Strategi yang dapat diterapkan antara lain memperkuat kerja sama antara pemerintah daerah dan sektor swasta, berintegrasi dengan perguruan tinggi, dan membentuk kemitraan internasional untuk mempercepat pertumbuhan dan inovasi. Melalui pendekatan ini, inkubator bisnis dapat menjadi penggerak utama dalam mencapai tujuan Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Berikut strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas inkubator start-up teknologi di Indonesia yang terbagi menjadi enam subtema.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Mengingat pentingnya peran inkubator dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan ekosistem startup di Indonesia, AIBI sebagai asosiasi terdepan memainkan peran strategis dalam memastikan pengembangan sumber daya manusia yang efektif. Oleh karena itu, AIBI perlu mengambil langkah proaktif dalam memberikan sertifikasi khusus pengelolaan inkubator, yang akan membantu meningkatkan standar operasional dan efektivitas inkubator bisnis secara nasional.
Selain itu, mengingat pentingnya peran mentor dalam ekosistem startup, AIBI harus meningkatkan pelatihan mentor dengan berkolaborasi dengan lembaga pendidikan dan profesional industri untuk mengembangkan modul pelatihan yang berfokus pada kebutuhan industri saat ini, seperti pemasaran digital, pengembangan produk, dan analisis data. Pelatihan khusus untuk mentor harus mencakup teknik pendampingan yang efektif, teknik komunikasi yang menginspirasi, dan strategi untuk memberikan umpan balik yang konstruktif.
Untuk meningkatkan sinergi antara kegiatan AIBI dan kebijakan pembangunan nasional, pemerintah perlu bermitra secara aktif dengan AIBI. Kerja sama ini akan memastikan pengembangan inkubator dan pembinaan startup selaras dengan kepentingan nasional, seperti pencapaian tujuan Indonesia Emas 2045. Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas program yang dilaksanakan, namun juga memperluas cakupan dan dampaknya terhadap perekonomian. perekonomian nasional. .
Kemitraan antara pemerintah dan AIIB akan memungkinkan penerapan kebijakan yang lebih terkoordinasi dan terintegrasi, mendukung inovasi, dan menciptakan peluang kerja yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan. Inisiatif bersama ini akan menjadi langkah penting dalam mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, dengan memanfaatkan potensi bonus demografi yang ada saat ini.
Pendanaan dan insentif pemerintah untuk startup teknologi
Pemerintah memainkan peran penting dalam memelihara ekosistem startup teknologi dengan memberikan pembiayaan dan insentif pajak. Dana tersebut dapat digunakan untuk membangun infrastruktur inkubator, membeli peralatan dasar, dan menutup biaya operasional. Insentif pajak ditujukan untuk menarik investasi swasta, termasuk pengurangan pajak penghasilan atas keuntungan investasi dan pembebasan pajak real estat untuk lokasi inkubator. Misalnya, Pemerintah Kota Solo berkolaborasi dengan NVIDIA dan Indosat untuk mengembangkan pusat AI di Solo Techno Park, yang menunjukkan bagaimana pemerintah daerah dapat memanfaatkan teknologi mutakhir dan mendukung inovasi lokal.
Pemerintah daerah secara aktif mendukung inkubator dengan menyediakan lahan dan memfasilitasi kemitraan lokal, serta menerapkan program pembiayaan khusus untuk startup. Inisiatif-inisiatif ini menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan ekosistem startup di wilayah ini. Contoh lain yang perlu dipertimbangkan adalah strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Australia Selatan, yang mencakup peluncuran Program Voucher Start-up Australia Selatan yang menyediakan voucher senilai A$10.000 untuk pengembangan bisnis, dan Dana Modal Ventura Australia Selatan dengan modal ventura sebesar A$100 juta. modal. Untuk startup terkenal. Startup potensial. Selain itu, jaringan angel investor diciptakan untuk menghubungkan startup dengan investor.
Dari segi fasilitas, pemerintah telah menciptakan coworking space seperti LaunchPad dan Hub Adelaide yang tidak hanya menyediakan ruang kantor dan akses internet, namun juga berperan sebagai hub inovasi yang menawarkan pendampingan, pelatihan, dan akses ke jaringan investor. Pengembangan inkubator regional juga mendukung startup di luar wilayah metropolitan Adelaide. Selain itu, program akselerator dirancang untuk mempercepat pertumbuhan startup melalui pendampingan dan pelatihan ekstensif, dan Hibah Pengembangan Pasar Ekspor ditawarkan untuk membantu perusahaan memasarkan produk dan layanan mereka secara internasional, bersama dengan voucher inovasi dan sertifikasi untuk memfasilitasi penerapan teknologi baru.
Inisiatif yang dilakukan Pemerintah Australia Selatan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah di Indonesia untuk bekerja sama dan bersinergi dengan pihak swasta dalam mengembangkan inkubator bisnis dan mendukung startup. Kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas lokal dalam mengatasi tantangan perekonomian global dan mendukung inovasi berkelanjutan, sehingga memperkuat ekosistem kewirausahaan Indonesia.
Program khusus untuk sektor dan kelompok prioritas
Untuk bertransformasi dari konsumen berat menjadi inovator global, Indonesia perlu fokus pada pengembangan lima sektor strategis yang diidentifikasi dalam buku “Visi Indonesia Digital 2045”, yaitu jasa keuangan, perdagangan dan ritel, manufaktur, pertanian, dan maritim. Masing-masing sektor tersebut menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan dan kemampuan untuk mentransformasikan landasan perekonomian nasional menjadi lebih inovatif dan berkelanjutan.
Di sektor jasa keuangan, perkembangan teknologi teknologi keuangan seperti pembayaran digital, blockchain, dan insurtech diharapkan dapat meningkatkan akses dan efisiensi layanan keuangan. Sementara itu, di sektor perdagangan dan ritel, penggunaan e-commerce dan analisis big data akan membantu memperdalam preferensi konsumen serta meningkatkan logistik dan manajemen rantai pasokan. Di bidang manufaktur, integrasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, dan robotika diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan industri.
Pertanian akan mendapatkan manfaat dari penerapan pertanian cerdas yang menggunakan sensor, kecerdasan buatan, dan data besar untuk mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan produktivitas. Untuk sektor kelautan, teknologi baru akan meningkatkan efisiensi penangkapan ikan dan pengelolaan sumber daya, sekaligus mendukung konservasi keanekaragaman hayati.
Selain itu, perlu dibentuk kelompok khusus industri yang disesuaikan dengan ekosistem lokal, termasuk talenta yang tersedia dan infrastruktur pendukung. Misalnya, kawasan BSD yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan Digital Biomedis (PSN) Nasional, menunjukkan potensi besar untuk menjadi klaster inkubasi di bidang teknologi kesehatan. Pembentukan klaster tersebut akan memfasilitasi sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, perusahaan besar, dan lembaga penelitian, sehingga mendukung pengembangan penelitian dan inovasi yang mampu bersaing di pasar global. Melalui pendekatan yang terkoordinasi dan terintegrasi, Indonesia berada pada posisi strategis untuk mengamankan posisinya sebagai kekuatan ekonomi global yang inovatif pada tahun 2045.
Integrasi kampus dan industri melalui inkubator
Mengintegrasikan perguruan tinggi dengan industri melalui pengembangan inkubator merupakan strategi yang sangat efektif dalam memfasilitasi inovasi dan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, namun juga sebagai pusat penelitian mutakhir dan sumber daya manusia muda yang inovatif. Membangun inkubator di lingkungan kampus menciptakan peluang besar untuk menghubungkan mahasiswa secara langsung dengan kebutuhan dan tantangan industri melalui pelatihan langsung, kerja langsung, dan proyek penelitian terapan.
Contoh nyata dari hal ini adalah NUS Foundation di Singapura, inkubator universitas terbesar di negara ini, yang telah berhasil mendukung pengembangan kewirausahaan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. NUS Enterprise telah menunjukkan bagaimana inkubator dapat memainkan peran penting dalam membina hubungan yang kuat antara akademisi, industri, dan pemerintah. Melalui kerja sama tersebut, inkubator banyak menyelenggarakan acara dan program yang mendukung pertumbuhan perusahaan startup.
Program unggulan NUS Enterprise dirancang untuk mempercepat pertumbuhan startup dengan menyediakan sumber daya, bimbingan dan akses terhadap jaringan investasi. Selain itu, NUS FinTech Center berfokus pada pengembangan solusi inovatif dalam teknologi keuangan, dan inisiatif NUS Smart Nation bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang mendukung konsep kota pintar. Program-program ini tidak hanya mendorong inovasi, namun juga mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan dunia nyata.
Model seperti NUS Enterprise dapat menginspirasi universitas-universitas di Indonesia untuk mengembangkan inkubator yang tidak hanya menjadi ruang pembelajaran teoritis, namun juga pusat kegiatan kreatif yang mendukung penerapan praktis pengetahuan dalam mengatasi tantangan industri dan kemasyarakatan.
Kemitraan internasional
Kemitraan strategis internasional dalam mengembangkan ekosistem startup di Indonesia dapat difasilitasi melalui Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). AIBI berperan penting dalam membuka jalan bagi kolaborasi antara inkubator lokal dan institusi ternama dari negara-negara dengan ekosistem startup yang matang seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Jerman. Misalnya, kemitraan dengan entitas seperti Y Combinator dan Techstars di Amerika Serikat, atau NUS Enterprise di Singapura, serta Factory Berlin dan Betahaus di Jerman, dapat memberikan akses terhadap inovasi global dan jaringan investor internasional bagi startup Indonesia.
Dengan memfasilitasi kemitraan ini, AIBI dapat bertindak sebagai jembatan antara startup lokal dan pemangku kepentingan global, memastikan bahwa startup di Indonesia mendapatkan eksposur dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis mereka. Selain itu, AIBI juga mengkoordinasikan program akselerator, pertukaran pengetahuan, dan inisiatif mentoring yang melibatkan para ahli dari berbagai bidang, sehingga membantu mempercepat pertumbuhan dan kesuksesan startup lokal.
Menghubungkan pemangku kepentingan lokal dengan mitra internasional melalui AIBI tidak hanya meningkatkan kapasitas inovasi startup Indonesia, namun juga membuka peluang untuk bersaing dan berkolaborasi di pasar global. Kemitraan tersebut akan mendorong transfer teknologi, peningkatan kapasitas, dan integrasi dengan tren industri global, yang semuanya penting bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi nasional.
Mengembangkan dan mempromosikan inkubator startup teknologi berkualitas tinggi tidak hanya akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun juga akan memperluas peluang kerja dan inovasi di Indonesia. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai sektor, inkubator bisnis dapat menjadi pilar utama dalam mencapai Visi Indonesia 2045.
*Timmy Debora, CEO dan Pendiri Nakama.id, dan bagian dari Chain Reaction Web 3, sebuah inkubator AI
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”