Perusahaan pengembang hiburan Indonesia, Visinema, mengumpulkan $3,25 juta Seri A – TechCrunch
Perusahaan hiburan yang berbasis di Jakarta ketinggian Ini akan membangun bisnis animasi dan memperluas ke lebih banyak pasar Asia Tenggara setelah mengumpulkan $3,25 juta dari Seri A yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Investor yang kembali juga terlibat dalam GDP Ventures dan Ancora Capital.
Didirikan pada Juni 2008 oleh CEO Angga Dwimas Sasongko, Visinema adalah Direktur dan Produser, memproduksi acara TV, film layar lebar, iklan, dan konten lainnya. Operasi ujung-ke-ujungnya memungkinkannya mengontrol hampir setiap bagian pembuatan konten, mulai dari konsep hingga distribusi dan monetisasi. Pelanggan Visinema termasuk Unilever, Toyota dan Honda. Bersamaan dengan putaran awal GDP Ventures, Seri A-nya membawa total perolehan Visinema sejauh ini menjadi $5,25 juta.
Perusahaan akan menggunakan dananya untuk mengembangkan produksi animasi dengan bermitra atau mengakuisisi studio animasi Indonesia, dengan rencana untuk merilis animasi panjang pertama tahun ini. Panggilan NoosaFilm ini dimulai sebagai karakter yang dikembangkan di YouTube. Divisi lainnya termasuk Visinema Pictures untuk rilis teater; Konten Visinema, yang membuat tayangan untuk platform streaming seperti Netflix, iFlix, dan GoPlay dari Gojek; dan Visinema Campus, sebuah program pengembangan bakat.
Kepala Pengembangan Bisnis dan Kemitraan Ajeng Parameswari mengatakan industri film Indonesia menyumbang sekitar $69 miliar untuk perekonomiannya pada tahun 2015, dengan pertumbuhan 7% tahun-ke-tahun; Film yang diproduksi secara lokal menyumbang sekitar 40% dari film yang diperdagangkan di negara ini, jumlah yang diperkirakan akan meningkat sebesar 55% tahun ini.
Hal ini memberikan ruang bagi Visinema untuk berkembang baik dalam rilis teater maupun konten yang dibuat untuk platform streaming, termasuk layanan internasional yang diluncurkan di Indonesia, seperti Amazon Prime, Disney+, dan Catchplay.
“Lanskap berubah dengan cepat, karena pemerintah Indonesia melonggarkan pembatasan investasi asing di industri film,” katanya kepada TechCrunch.
Dalam siaran pers, co-founder Intudo Ventures Patrick Yip mengatakan, “Industri film lokal di Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat selama beberapa tahun terakhir, baik dari segi film panjang dan format konten yang unik, dan masih ada permintaan akan konten yang dilokalkan. Konten yang diproduksi sendiri di tingkat Hollywood, kami yakin Visinema berada di posisi yang tepat untuk menceritakan lebih banyak kisah Indonesia kepada penonton baik lokal maupun global.”
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”