Manila, Filipina –

Puing-puing pesawat kecil yang membawa dua pilot Filipina dan dua penumpang Australia diidentifikasi, Selasa, di salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina, kata para pejabat.

Pejabat penerbangan mengatakan pencarian udara tidak menemukan tanda-tanda penumpang di Cessna 340, yang jatuh ke jurang di lereng Gunung Berapi Mayon di provinsi Albay, di mana pesawat itu menghilang setelah lepas landas Sabtu dalam perjalanan ke Manila.

“Kondisi awak dan penumpang belum diketahui, karena tim SAR belum mencapai lokasi pasti karena cuaca buruk,” kata Otoritas Penerbangan Sipil Filipina. Ditambahkan bahwa para penyelidik melihat reruntuhan setelah tiga pencarian udara yang gagal pada Selasa pagi karena awan tebal.

Eric Apollonio, juru bicara Badan Penerbangan Sipil, mengatakan hanya bagian belakang pesawat yang masih utuh.

Orang-orang Australia itu bekerja sebagai konsultan untuk Energy Development Corp. , yang merupakan perusahaan panas bumi besar. Perusahaan mengatakan telah mengerahkan tim yang didukung oleh helikopter dan drone untuk membantu pencarian.

Walikota Camalig Carlos Baldo mengatakan empat tim pegawai pemerintah dan sukarelawan, termasuk pendaki dengan telepon satelit, mulai mendaki gunung berapi setinggi 8.077 kaki (2.462 meter) itu Selasa pagi setelah cuaca cerah. Dia mengatakan mereka harus dapat mencapai lokasi kecelakaan pada hari Rabu.

“Ini pekerjaan yang sulit,” kata Baldo, yang mengawasi operasi pencarian dan penyelamatan, mencatat turbulensi Mayon, tanjakan yang curam, dan cuaca yang berombak.

Penduduk desa biasanya dilarang memasuki zona bahaya permanen 6 km (3,7 mil) di sekitar Mayon, yang terakhir meletus pada 2018, membuat puluhan ribu penduduk mengungsi. Tetapi badan pemantau gunung berapi pemerintah mengizinkan pencarian pesawat itu.

Pejabat militer mengatakan keamanan juga menjadi perhatian setelah dua tentara yang membantu pencarian ditembak mati oleh lima tersangka pejuang Tentara Rakyat Baru pada hari Senin di pasar tempat mereka membeli persediaan.