KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Indonesia: Prabowo Subianto, Renang dan Mitos
Top News

Indonesia: Prabowo Subianto, Renang dan Mitos

Pelantikan Presiden Indonesia mandi untuk kesehatannya. Namun, kisah yang ingin ia ceritakan tentang salah satu renangnya hanyalah satu lapisan dari banyak kisah yang dibangun dengan cermat seputar kepemimpinan dan pencapaiannya di masa lalu.

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto memiliki hobi berenang Didokumentasikan secara rinci Cerita, gambar dan video mencerminkan disiplin dan dedikasinya sepanjang karir militer dan politiknya yang panjang. Baru-baru ini, Podcast yang dibawakan oleh Teddy CorbusierSeorang pesulap yang menjadi ‘analis politik’ dan pendukung setia Prabowo yang memiliki banyak pengikut di media sosial, mengamati kebiasaan berenang Prabowo.

Diskusi podcast diawali dengan pertanyaan mengenai kelemahan Prabowo yang sempat menjadi sorotan sebagian pihak Propaganda negatif Saat Pilpres 2024. Prabowo mencontohkan beberapa kejadian, antara lain cedera kaki saat latihan militer di Jerman dan terjatuh dari tebing saat operasi lapangan. Menurutnya, kecelakaan tersebut, yang awalnya diabaikan, akhirnya menimbulkan rasa sakit yang melemahkan dan mendorongnya untuk mulai berenang pada pukul empat pagi setiap pagi. Dia melihat berenang sebagai latihan pemikiran, dan bagaimana hal itu memicu ide-ide baru bagi negara-bangsa. Berenang membentuk kepribadian Mao Zedong.

Prabowo kerap memaparkan fenomena tertentu tentang renang. Dalam kata-katanya: “Saat saya berumur 22, 23, 24 tahun, saya adalah seorang perwira di tentara. Saya membawa anak buah saya ke kolam renang Mangarai (di Jakarta) untuk berenang. Saat berenang, saya menemukan dinding marmer berlumut. Di bawah lumut, aku membaca tulisan: ‘Honton dan Inlander Verboden‘ [sic]. Artinya ‘Anjing dan penduduk setempat tidak diperbolehkan memasuki kolam’. Ini terjadi pada tahun 1975. (Terjemahan penulis dari Bahasa Indonesia.)

Hal serupa juga diulangi oleh Prabowo di forum lain Majelis MahasiswaPada hari itu Acara televisiDan dalam memoarnya tahun 2021, Kebemimpinan Militer: Katatan Dari Bengalaman Letjen DNI (Bakar) Prabowo Subianto (Kepemimpinan Militer: Catatan Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto) Dengan meninjau kembali ingatan yang diklaim ini, Prabowo membangkitkan nasionalisme dan bertanya, “Bagaimana saya bisa memperlakukan rakyat saya (Indonesia) serendah anjing?” Dia menantang audiensnya dengan hal itu. Melalui narasi seperti itu, Prabowo mengubah kebiasaan berenangnya dari sekadar olah raga menjadi metafora Ketahanan dan tugas patriotik. Mitos ini menegaskan perannya dalam membentuk narasi sejarah melalui pengalaman pribadi dan kualitas kepemimpinannya.

READ  Sanjeev Mehta telah ditunjuk sebagai Ketua Unilever, Indonesia

Kolam Renang Mangarai dibuka pada tanggal 3 Maret 1934. Tempat ini terkenal karena membina atlet lokal. Deo Deo Hong, Habib NasusanDan Rea Tobing, pemegang rekor pada kompetisi yang digelar di Jakarta. Selain berenang, kolam ini juga menyelenggarakan pertandingan tinju untuk anak-anak dan merupakan tempat kompetisi pakaian renang. Namun, hal itu dirusak oleh insiden tragis termasuk tenggelam Seorang pria muda Pada tahun 1955. Pada akhir tahun 1960-an, kolam tersebut ditutup dan kemudian diganti Bioskop Mangarai Sinema kemudian memasuki pusat perbelanjaan Basaraya Mangarai melalui Abdul Latif, orang dekat mantan Presiden Suharto (mantan mertua Prabovo).

Mitos ini menegaskan perannya dalam membentuk narasi sejarah melalui pengalaman pribadi dan kualitas kepemimpinannya.

Pernyataan Prabowo, sebuah plakat marmer dengan tulisan Belanda, “Kata kerja untuk Honden en Inlanders” (Anjing dan penduduk asli dilarang) Tidak pernah diperiksa. Terlepas dari fotografi dan praktik jurnalistik independen pada awal abad ke-20, tidak ada bukti identifikasi tersebut. Oleh karena itu, sering kali hal ini dianggap sebagai mitos dalam literatur sejarah. Ini lebih menantang Catatan sejarah Ia mengaitkan tanda-tanda diskriminatif tersebut dengan praktik kolonial Inggris, bukan Belanda. Meskipun uraian-uraian ini tidak menyangkal realitas apartheid kolonial Belanda di Indonesia, namun penjelasan-penjelasan tersebut menantang validitas narasi Prabowo.

buku Kata kerja untuk Honden dan Inlanders (1995) Penulis Belanda H.C. Peynon, yang disebut-sebut sebagai identifikasi bias terhadap Prabowo oleh para sarjana Indonesia, juga tidak membenarkan keberadaan plakat marmer tersebut. Hal ini termasuk kisah banyak orang Indonesia yang mengaku pernah melihat gejala serupa pada tahun 1930an dan 1940an. Misalnya saja, seorang Mien Soedarpo Sastrosatomo ingat melihat sebuah tanda di sebuah kompetisi renang di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi) ketika ia berusia sepuluh tahun. Abdul Haris Nasushan menceritakan kenangan salah satu SMA di Bandung yang diduga memajang prasasti yang sama. Hokeng Iman Santoso menceritakan dalam bahasa Belanda pengalaman menyedihkan di kolam renang Djikini di Jakarta, “Tidak ada ejekan di sana. Varom mohan de sinjos baik-baik saja dan tidak?(Saya marah. Kenapa anak laki-laki Indo-Eropa yang boleh masuk dan saya tidak?).

READ  Indonesia-Jepang bahas kerja sama World Expo

Hokeng, yang merupakan teman dekat ayah Prabowo, ekonom ternama Sumitro Jojohadikusumo, mengemukakan kemungkinan inspirasi cerita Prabowo di plakat tersebut. Pertemuan Högeng dengan tanda diskriminatif di kolam renang Djikini dan Ia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Prabowo Hal ini mungkin mempengaruhi Prabowo untuk meminjam dan memodifikasi cerita ini. Dengan mengubah settingnya menjadi Mangarai dan mengaitkannya dengan masa lalu militernya, mitos Prabowo membangkitkan rasa nasionalisme.

Ini mengingatkan saya pada film-film propaganda Indonesia.Janur Kuning” (“Daun Kelapa”, 1980), “Serangan Fajar” (“Serangan Fajar”, ​​1982), dan “Benkiadan G30S/PKI” (“Pengkhianatan G30S/PKI”, 1984), diproduksi khusus untuk meningkatkan citra Soeharto dan sangat sukses. Terlepas dari ketidakakuratan sejarah, film-film ini menanamkan citra patriotik, karisma, kecerdasan, dan keterampilan politik Sukarto dalam ingatan publik.

Prabowo memproduksi film dokumenter pada tahun 2014.Sang patriot bernyanyi” (“Patriot”, 2014), ia mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya. Film dokumenter ini dimaksudkan Untuk menaikkan statusnya Dengan mengasosiasikannya dengan pahlawan sejarah nasional seperti Sultan Agung Mataram dan Bangeran Tiponekoro, ia terlibat dalam episode kontroversial, khususnya kerusuhan Mei 1998 di Jakarta.

Ketika Prabowo bersiap untuk menjabat pada bulan Oktober, terlepas dari kehebatan renangnya yang tak terbantahkan, penting untuk membedakan fakta yang diklaim oleh seorang pemimpin dari narasi palsu atau palsu. Fokus pada integritas faktual sangat penting bagi Prabowo untuk memastikan kepemimpinan yang transparan dan efektif. Mengingat sifat dendamnya, sudah menjadi tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi. Untuk akhir ini, Mekanisme pengecekan fakta Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) dan Tempo.coStasiun pelaporan intelijen yang besar di Indonesia terbukti berperan penting.

READ  Kekhawatiran berkembang tentang vaksin Kovid di Indonesia

2024/139

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."